Read More

Hawa Nafsu dan Implikasi Spiritual: Menemukan Jalan Menuju Allah



Oleh : Azzam Elmahdy

(Link download ada di akhir artikel ini)

Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلهِ الْوَاحِدِ القَهَّارِ, العَزيزِ الغَفَّارِ, مُكَوِّرِ اللَّيْلِ على النَّهَارِ, تَذْكِرَةً لأُولي القُلُوبِ والأَبصَارِ, وتَبْصرَةً لِذَوي الأَلبَابِ واَلاعتِبَارِ, الَّذي أَيقَظَ مِنْ خَلْقهِ مَنِ اصطَفاهُ فَزَهَّدَهُمْ في هذهِ الدَّارِ, وشَغَلهُمْ بمُراقبَتِهِ وَإِدَامَةِ الأَفكارِ, ومُلازَمَةِ الاتِّعَاظِ والادِّكَارِ, ووَفَّقَهُمْ للدَّأْبِ في طاعَتِهِ, والتّأهُّبِ لِدَارِ القَرارِ, والْحَذَرِ مِمّا يُسْخِطُهُ ويُوجِبُ دَارَ البَوَارِ, والمُحافَظَةِ على ذلِكَ مَعَ تَغَايُرِ الأَحْوَالِ والأَطْوَارِ. أَحْمَدُهُ أَبلَغَ حمدٍ وأَزكَاهُ, وَأَشمَلَهُ وأَنْمَاهُ.

وأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللهُ البَرُّ الكَرِيمُ, الرؤُوفُ الرَّحيمُ, وأشهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبدُهُ ورَسُولُهُ, وحبِيبُهُ وخلِيلُهُ, الهَادِي إلى صِرَاطٍ مُسْتَقيمٍ, والدَّاعِي إِلَى دِينٍ قَويمٍ, 

صَلَوَاتُ اللهِ وسَلامُهُ عَلَى خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ: 

أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى تَحَفَّظُّوْا مِنْ أَلْسِنَتِكُمْ وَاحْذَرُوْا مِنْ عَوَاقِبِ كَلَامِكُمْ. قالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا*  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾. (الأحزاب: 70-71). 

فَاتَّقُوْا اللهَ، يَاعِبَادَ اللهَ، وَتَحَفَّظُوْا مِنْ أَلْسِنَتِكُمْ، وَتَأَمَّلُوْ فِي كَلَامِكُمْ، فَإِنَّ الْكَلَامَ يُحْصَى عَلَيْكُمْ، وَيُكْتَبُ فِي صَحَائِفِكُمْ. قَالَ تَعَالَى : 

﴿ مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ﴾ ( ق: 18)

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبَعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.


Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’at yang dirahmati Allah

Puji syukur dan sanjung alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tattimmus shalihât, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat sehingga kita bisa melakukan ibadah shalat Jumat dengan istiqamah. Semoga ibadah yang kita lakukan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua, Nabi Muhammad SAW, allahumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur, sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang mulia. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.


Sidang jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Melalui mimbar ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan segala larangan. Karena takwa merupakan salah satu fondasi penting dalam Islam yang harus senantiasa kita jaga dan kita tingkatkan dalam setiap waktu. Allah SWT berfirman, 

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah: 197).


Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT

Perlu kita ketahui bawa nafsu merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh setiap individu dalam perjalanan spiritualnya menuju Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa hawa nafsu adalah penghalang hati untuk menuju Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, hawa nafsu sering kali menyeru kepada sifat durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. Hal ini menjadi perhatian serius bagi setiap Muslim yang ingin meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.


Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengingatkan kita tentang bahaya mengikuti hawa nafsu. Allah berfirman, 

فَأَمَّا مَنْ طَغَى، وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى، فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

“Maka adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)” (QS. An-Nazi’at : 37—41). 


Ayat ini menjelaskan bahwa sifat hawa nafsu adalah durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sehingga balasan yang layak bagi orang yang menurutinya adalah neraka.


Rasulullah SAW juga mengingatkan kita bahwa seseorang tidak akan beriman hingga hawa nafsunya mengikuti syariat yang beliau bawa. Dalam sabdanya, 

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa.” (HR. Ath-Thabarani no. 209, dan Al-Baghawi dalam Syarhu As-Sunnah, vol. 1, hal. 213)

Ini menunjukkan bahwa keimanan yang sejati tidak hanya diukur dari pengakuan lisan, tetapi juga dari tindakan yang selaras dengan syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.


Ikhwani Fiddin rahimaniyallahu wa iyyakum

Hawa nafsu merupakan ungkapan dari kecintaan jiwa dan kecondongan manusia untuk mengikuti perintah-perintah yang bersumber darinya, entah perbuatan tersebut baik maupun buruk. Ibnul Qayyim –rahimahullah– dalam kitab “Raudhatul Muhibbin” halaman 469 menyatakan, 

اَلْهَوَى مَيْلُ الطَّبْعِ إِلَى مَا يُلَائِمُهُ

“Hawa nafsu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang selaras dengan keinginannya.” Meskipun hawa nafsu memiliki kecondongan pada perbuatan durhaka dan mengutamakan dunia, namun sejatinya kata nafsu sendiri memiliki tiga sifat yang perlu untuk kita ketahui bersama.


Pertama, Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenang, yang merindukan Allah dan ingin dekat dengan-Nya. Allah SWT berfirman, 

 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai.” (QS. al-Fajr: 27—28).

Nafsu ini adalah nafsu seorang yang taat kepada Allah, yang ikhlas dalam mengerjakan perintah-Nya dan terhindar dari kecondongan untuk berbuat maksiat. Nafsu Muthmainnah adalah puncak dari pengendalian hawa nafsu, di mana seseorang merasakan ketenangan dan kedamaian dalam beribadah.


Kedua, Nafsu Lawwamah adalah nafsu yang selalu berubah-ubah. Kadang ia ridha, kadang murka, kadang taat, dan kadang khianat.  Berkenaan dengan nafsu macam ini, Allah SWT berfirman,

وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

“Dan Aku bersumpah demi Nafsu Lawwamah (jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri).” (QS. al-Qiyamah: 2)

yang menunjukkan bahwa nafsu ini sering menyesali diri karena keraguan dan kesalahan yang dilakukan. Tafsir ayat di atas dalam kitab “Taisir al-Karim ar-Rahman” menerangkan bahwa Nafsu Lawwamah disebut sebagai jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri karena ia sering ragu-ragu, menyalahkan, dan tidak berada dalam satu keadaan. Nafsu Lawwamah terbagi menjadi dua: yang tercela dan yang terpuji. Nafsu yang terpuji adalah yang selalu mencela pemiliknya karena kekurangan dalam ketaatan kepada Allah.


Ketiga, Nafsu Ammarah bis-Su’ adalah nafsu yang tercela, yang selalu mengajak kepada keburukan. Allah SWT berkisah tentang istri menteri al-Aziz dalam firman-Nya yang berbunyi, 

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 53)


Ma’asyiral Muslimin jama’ah Jum’at, tamu undangan Allah yang berbahagia

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa nafsu ini sering memerintahkan pemiliknya untuk melakukan perbuatan keji. Imam as-Sa’di dalam tafsirnya halaman 400 menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari kejahatannya selain orang-orang yang mendapat taufik dari Allah. Marilah kita senantiasa memohon kepada Allah SWT untuk melindungi kita dari kejahatan hawa nafsu dan amal buruk seseorang.


Dalam menghadapi hawa nafsu, kita perlu berusaha menjadi mujahid penakluk hawa nafsu. Ini adalah perjuangan yang tidak mudah, tetapi sangat penting untuk mencapai kebahagiaan sejati. Dengan mengendalikan hawa nafsu, kita dapat mengarahkan diri kita menuju kebaikan dan menjauhi perbuatan yang merugikan. Semoga kita dapat terhindar dari Nafsu Ammarah bis-Su’ yang memerintahkan kepada keburukan, menuju Nafsu Lawwamah yang selalu ada dorongan untuk berinterospeksi diri, dan pada akhirnya semoga kita semua dapat memperoleh Nafsu Muthmainnah.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Dengan demikian, penting bagi kita untuk selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk mengendalikan hawa nafsu. Kita harus ingat bahwa hawa nafsu bukanlah musuh yang tidak bisa kita atasi. Dengan pengetahuan, kesadaran, dan usaha yang sungguh-sungguh, semoga kita dapat mengubah hawa nafsu menjadi pendorong untuk berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَالأَعْمَالِ ، وَالأَهْوَاءِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا  نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِز

اللَّهُمَّ إِنَّا  نَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ إِنَّكَ أنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ وَيَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ 




Bila antum menginginkan artikel khutbah jum'at di atas, silakan klik download

No comments