Read More

Kemerdekaan Indonesia, Amanah untuk Membebaskan Palestina

 


Hari ini kita berada di bulan yang mengingatkan kita kepada peristiwa bersejarah 80 tahun silam—saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Kemerdekaan ini adalah karunia agung dari Allah yang wajib kita syukuri, pelihara, dan isi dengan amal kebaikan. Namun, rasa syukur itu tidak berhenti pada kata-kata, melainkan harus diwujudkan dengan kepedulian terhadap bangsa lain yang masih dijajah, terutama saudara kita di Palestina.

Tema khutbah kali ini adalah: “Kemerdekaan Indonesia, Amanah untuk Membebaskan Palestina.” Tema ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukan hanya hasil perjuangan, tetapi juga sebuah amanah besar untuk membela kebenaran, memperjuangkan keadilan, dan membantu saudara seiman yang masih terbelenggu oleh penjajahan.


Download Artikel Khutbah Jum'at


Khutbah Pertama

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِسْلَامِ وَالْإِيمَانِ، وَأَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْأَمْنِ وَالْأَمَانِ، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَةَ الْحُرِّيَّةِ وَالِاسْتِقْلَالِ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى وَنَشْكُرُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيبَنَا وَقَائِدَنَا وَإِمَامَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ، وَقَالَ أَيْضًا : 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهِ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا، 

وَقَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 

 اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

 

Pendahuluan

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah atas segala limpahan nikmat-Nya, terutama nikmat besar berupa kemerdekaan bangsa ini yang telah dianugerahkan sejak 80 tahun silam. Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan panjang para syuhada dan pejuang bangsa yang mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya kemerdekaan dan martabat negeri ini.

Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad , sang patriot sejati umat Islam, teladan perjuangan, dan pembawa risalah kebenaran. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada beliau, keluarga, para sahabat, dan umatnya yang istiqamah mengikuti jejak perjuangannya.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullāh,
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, baik di kala lapang maupun sempit, di tempat sepi maupun ramai. Hanya dengan takwa, kemerdekaan ini akan menjadi berkah, dan hanya dengan takwa pula kita akan mendapat pertolongan Allah dalam membela kebenaran dan menegakkan keadilan.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullāh,
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 ini seharusnya bukan hanya momentum untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga untuk meneguhkan kembali amanah kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan yang kita raih bukan sekadar untuk diri kita, tetapi juga untuk menjadi kekuatan dalam membela bangsa-bangsa yang masih tertindas.

 

Ketika Kemerdekaan Menjadi Janji Pembebasan Palestina

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Keberkahan Palestina juga mengandung amanah. Jika ia adalah tanah suci, maka membelanya, menjaga kemuliaannya, dan mendoakan penduduknya adalah kewajiban moral dan agama kita. Rasulullah mengajarkan agar kita peduli terhadap umat Islam di seluruh penjuru dunia, sebagaimana sabdanya:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى


“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan kepedulian di antara mereka seperti satu tubuh; bila satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.”
(HR. Muslim, no. 2586)

Inilah sebabnya, kemerdekaan yang Allah anugerahkan kepada bangsa kita bukanlah untuk dirayakan sendiri, tetapi juga untuk menjadi kekuatan dalam membela kemerdekaan bangsa lain yang terjajah. Dan sejak awal kemerdekaannya, Indonesia tidak pernah melupakan Palestina. Dukungan itu ditegaskan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dalam salah satu pernyataannya yang sangat terkenal:

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Pidato ini disampaikan pada tahun 1962, sebagai tanda bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia memiliki nafas yang sama dengan perjuangan rakyat Palestina. Kemerdekaan kita membawa amanah untuk berdiri bersama mereka, hingga hari kemerdekaan Palestina benar-benar tiba.

Masjidil Aqsa: Warisan Umat Islam, Amanah Sepanjang Zaman

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Setelah kita memahami bahwa Palestina adalah tanah suci dan diberkahi, perlu kita ingat bahwa di tanah itulah berdiri sebuah masjid agung yang memiliki kedudukan mulia di sisi Allah — Masjidil Aqsa.

Masjid ini bukanlah masjid biasa. Rasulullah mengajarkan bahwa ia adalah masjid ketiga yang paling utama di muka bumi, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Keutamaan ini sampai-sampai membuat Rasulullah melarang umatnya melakukan perjalanan jauh untuk tujuan ibadah khusus, kecuali ke tiga masjid tersebut.

Rasulullah bersabda:

لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى


“Tidak boleh mengencangkan pelana (untuk melakukan perjalanan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsa.”
(HR. Al-Bukhārī, no. 1189; Muslim, no. 1397)

Jama’ah yang dirahmati Allah,
Hadis ini bukan sekadar menunjukkan keutamaan Masjidil Aqsa, tetapi juga menegaskan bahwa mengunjunginya adalah bentuk ibadah yang memiliki nilai tersendiri. Di sanalah para nabi shalat, di sanalah Rasulullah memimpin shalat para nabi pada malam Isra’ sebelum beliau dimi‘rajkan ke langit. Kejadian ini adalah simbol bahwa risalah kenabian bermuara pada satu titik: mengesakan Allah dan menegakkan kebenaran.

Maka, Masjidil Aqsa bukan hanya milik bangsa Palestina, bukan hanya simbol perlawanan terhadap penjajahan, tetapi juga warisan seluruh umat Islam. Membelanya berarti membela salah satu pusat peradaban Islam.

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ketika kita merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-80, kita harus menyadari bahwa salah satu bentuk rasa syukur kita adalah menggunakan kemerdekaan ini untuk mendukung perjuangan menjaga dan membebaskan Masjidil Aqsa. Sebagaimana bangsa ini pernah bersumpah untuk menentang segala bentuk penjajahan, kita pun wajib memegang teguh sumpah itu demi tanah suci ini.

Jangan sampai kemerdekaan kita membuat kita lalai, apalagi acuh terhadap penderitaan saudara kita di Palestina. Sebab, sebagaimana Masjidil Aqsa adalah milik kita bersama, maka amanah untuk menjaganya pun adalah tanggung jawab kita semua.

Membela Palestina adalah Tanggung Jawab Iman dan Kemanusiaan

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Jika Masjidil Aqsa adalah milik seluruh umat Islam, maka membela Palestina bukan sekadar kewajiban politik atau urusan bangsa tertentu. Membela Palestina adalah tanggung jawab iman dan kemanusiaan.

Kita mendukung perjuangan mereka bukan hanya karena kita memiliki ikatan aqidah yang sama, tetapi juga karena nilai keadilan dan hak asasi manusia menuntut kita untuk melawan kezaliman dan menolong yang tertindas. Islam mengajarkan bahwa seorang mukmin tidak boleh diam melihat saudaranya dizalimi, sebagaimana sabda Rasulullah :

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا


“Sesungguhnya orang beriman dengan yang lain seperti bangunan, saling menguatkan.”
(HR. Al-Bukhārī, no. 481; Muslim, no. 2585)

Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Bayangkan sebuah bangunan yang kokoh: setiap batu menopang yang lain, setiap bagian menjaga kestabilannya. Jika satu batu dilepas atau satu sisi dibiarkan runtuh, seluruh bangunan akan rapuh. Begitulah hubungan kita sebagai umat Islam — penderitaan saudara kita di Palestina adalah penderitaan kita juga.

Membela Palestina berarti membela prinsip universal: menegakkan kebenaran, menolak penjajahan, dan menjaga kehormatan manusia. Itulah sebabnya, sejak awal kemerdekaannya, Indonesia berdiri tegas menentang penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Ma’āsyiral muslimīn,
Mari kita sadari bahwa pembelaan terhadap Palestina tidak cukup hanya dengan kata-kata. Ia menuntut doa yang tulus, dukungan moral, bantuan kemanusiaan, dan kesadaran kolektif bahwa kita adalah satu tubuh. Selama masih ada tanah suci yang dinodai dan manusia yang dizalimi, selama itu pula iman kita menuntut kita untuk bangkit dan membela.

 

Iman Mendorong Kepedulian Sosial dan Solidaritas

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Keimanan yang sejati bukan hanya diucapkan di lisan atau disimpan di hati, tetapi harus tampak dalam tindakan nyata. Salah satu tanda kuatnya iman adalah kepedulian sosial dan solidaritas terhadap sesama, terlebih kepada mereka yang sedang tertimpa musibah atau berada dalam tekanan penjajahan, seperti saudara kita di Palestina.

Rasulullah bersabda:

اَللّٰهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ، مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ


“Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama ia menolong saudaranya.”
(HR. Muslim, no. 2699)

Hadis ini mengajarkan bahwa pertolongan Allah datang seiring dengan pertolongan yang kita berikan kepada orang lain. Maka, jika kita ingin hidup kita dimudahkan, doa-doa kita dikabulkan, dan rezeki kita diberkahi, perbanyaklah membantu sesama — baik dengan tenaga, pikiran, harta, maupun doa.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,
Kepedulian sosial dalam Islam bukanlah sekadar pilihan, melainkan kewajiban moral dan spiritual. Seorang Muslim yang menutup mata dari penderitaan orang lain, sejatinya telah mengabaikan bagian dari imannya. Sebaliknya, ketika ia ikut merasakan perihnya derita orang lain, maka ia telah menghidupkan hati dan menyuburkan iman.

Lihatlah sejarah para sahabat Nabi . Mereka tidak hanya beribadah di masjid, tetapi juga aktif membantu fakir miskin, menolong yang tertindas, dan mengorbankan harta bahkan jiwa di jalan Allah. Kepedulian sosial adalah bagian dari warisan iman yang harus kita jaga.

Ma’āsyiral muslimīn,
Maka marilah kita jadikan penderitaan Palestina sebagai cermin untuk menguji kepekaan hati kita. Apakah kita masih memiliki empati? Apakah kita siap bergerak? Mari kita jadikan iman kita sebagai bahan bakar yang menggerakkan solidaritas, karena tanpa kepedulian, iman hanya akan menjadi teori yang kering dan tidak membuahkan amal.

 

Dukungan terhadap Palestina adalah Bentuk Aktualisasi Iman

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Iman yang sejati tidak hanya diukur dari banyaknya kita beribadah secara ritual, seperti shalat, puasa, atau tilawah Al-Qur’an, tetapi juga dari sejauh mana iman itu mendorong kita untuk bergerak menolong sesama dan membela kebenaran.

Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Ḥujurāt: 10)

Ayat ini mengajarkan bahwa hubungan antara sesama Muslim adalah persaudaraan sejati yang harus dibuktikan dengan aksi nyata. Persaudaraan itu menuntut kita untuk peduli, membantu, dan membela satu sama lain ketika dizalimi.

Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Dukungan kita terhadap Palestina adalah bagian dari implementasi iman tersebut. Ketika saudara-saudara kita di sana kehilangan rumah, tanah, dan bahkan nyawa akibat penjajahan yang keji, maka diamnya kita adalah tanda lemahnya persaudaraan. Sebaliknya, setiap doa, bantuan, dan advokasi yang kita lakukan adalah bukti hidupnya iman di dalam hati.

Ma’āsyiral muslimīn,
Ketahuilah bahwa membela Palestina bukan hanya urusan politik atau isu internasional, tetapi ia adalah amanah iman. Karena di sana ada Masjidil Aqsa, tanah suci umat Islam, dan jutaan nyawa yang berhak merasakan kemerdekaan seperti yang kita nikmati hari ini. Maka, mari kita jadikan dukungan terhadap Palestina sebagai bentuk syukur kita atas nikmat kemerdekaan Indonesia, dan sebagai cermin keimanan kita yang terus hidup dan bergerak.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ ۚ ، أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ هَذِهِ الْأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

Amanat Khutbah dan Doa Penutup

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Dari seluruh pembahasan yang telah kita renungkan, ada amanah besar yang harus kita bawa pulang dari mimbar ini. Bahwa umat Islam wajib peduli dan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dengan segala kemampuan yang dimiliki. Dukungan itu bisa kita wujudkan dalam banyak bentuk: doa yang tulus di setiap sujud kita, bantuan kemanusiaan sesuai kemampuan, edukasi kepada masyarakat tentang kebenaran yang sebenarnya terjadi, dan terus menyuarakan keadilan di setiap kesempatan.

Jama’ah rahimakumullāh,
Sebelum kita meninggalkan majelis yang mulia ini, mari kita menengadahkan tangan, memohon kepada Allah dengan sepenuh hati:

 

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكفّر عنّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَّرْ لَهُ وُلَاةً يُحَكِّمُونَ شَرِيعَتَكَ وَيَخَافُونَكَ فِيهِ. اللَّهُمَّ انْصُرِ الإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، وَاذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الَّذِينَ يَغَارُونَ لِحُرْمَاتِ دِينِكَ، وَيَهْتَمُّونَ بِشَأْنِ إِخْوَانِنَا فِي فِلَسْطِينَ، وَانْصُرْهُمْ نَصْرًا عَزِيزًا، وَمَكِّنْ لَهُمْ فِي بِلَادِهِمْ، وَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الظُّلْمَ وَالْعُدْوَانَ، وَارْزُقْهُمُ الأَمْنَ وَالسَّلَامَ، إِنَّكَ وَلِيُّ ذَلِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ.

No comments