Read More

Kemerdekaan Sejati: Hanya Mengabdi kepada Allah



Download Artikel Kultum

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ، وَأَمَرَهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ، وَحَذَّرَهُمْ مِنَ الشِّرْكِ وَمُخَالَفَةِ أَمْرِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ :

Jama'ah rahimakumullah,
Di tengah gegap gempita peringatan kemerdekaan, tak sedikit dari kita yang ikut larut dalam hiruk-pikuk perayaan. Spanduk bertema nasionalisme bertebaran, upacara dan lomba meriah diselenggarakan di mana-mana. Semua ini adalah bentuk rasa syukur atas nikmat Allah berupa kebebasan dari penjajahan fisik yang pernah menyelimuti negeri ini.

Namun, ada pertanyaan penting yang patut direnungkan bersama: Apakah kita benar-benar telah merdeka?

Islam memandang bahwa kemerdekaan sejati (الحرية الحقيقية) bukanlah bebas sebebas-bebasnya. Bukan pula sekadar lepas dari belenggu penjajah asing. Tapi lebih dalam dari itu, kemerdekaan sejati adalah saat seorang manusia terbebas dari penghambaan kepada makhluk dan hanya tunduk kepada Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.

Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata:

"Makna ayat ini adalah: Aku ciptakan mereka bukan karena Aku butuh kepada mereka, tetapi agar mereka taat dan beribadah kepada-Ku."
(Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm, 7/424)

Inilah tujuan hidup kita. Inilah kemerdekaan yang hakiki. Ketika manusia mengakui bahwa hanya Allah satu-satunya yang pantas disembah, maka saat itu ia sedang memerdekakan dirinya dari perbudakan kepada sesama manusia, harta, jabatan, atau hawa nafsu.

Mengapa Ini Penting?

Karena manusia yang tidak menyembah Allah, pasti akan menyembah selain-Nya. Entah itu menyembah uang, kedudukan, popularitas, keinginan pribadi, atau bahkan menyembah manusia lain dengan cara tunduk membabi buta pada kehendak mereka, meski bertentangan dengan kebenaran.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya kemerdekaan hati dan kemuliaan ruh hanya akan tercapai jika seorang hamba benar-benar tunduk dan menyembah Allah semata.”
(Madarijus Salikin, 1/138)

Lihatlah, betapa banyak manusia zaman ini yang mengaku merdeka tapi jiwanya terjajah oleh syahwat, pikirannya dibelenggu oleh media sosial, hatinya dikendalikan oleh pujian manusia. Mereka merasa bebas, padahal sedang menjadi budak modern yang tak sadar sedang diperbudak.

Maka Wahai Kaum Muslimin...

Mari kita renungkan makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Jika kita masih tunduk pada hawa nafsu, masih mengukur segalanya dengan dunia, dan menjadikan makhluk sebagai pusat ketundukan kita, maka sejatinya kita belum merdeka — meski tinggal di negeri yang katanya sudah merdeka puluhan tahun lamanya.

Kemerdekaan sejati adalah ketika hati hanya tunduk kepada Allah. Ketika kita shalat, kita sedang mengikrarkan kemerdekaan itu — "Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan." (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ)

Penutup: Menjadi Hamba yang Merdeka

Jama'ah yang dirahmati Allah,
Kemerdekaan lahiriah harus menjadi jalan menuju kemerdekaan batiniah. Kita syukuri nikmat kemerdekaan bangsa ini, tapi jangan sampai lupa memperjuangkan kemerdekaan ruhani kita dari belenggu maksiat dan syirik. Karena tak ada kemuliaan tanpa tauhid, dan tak ada kemerdekaan tanpa ibadah kepada Allah.

Sebagaimana dulu para ulama dan pejuang kita melawan penjajahan demi kebebasan fisik, maka hari ini kita perlu melawan penjajahan modern dalam bentuk apapun yang merampas ketundukan kita kepada Allah.

Kemerdekaan yang sesungguhnya bukan terletak pada bendera yang berkibar, tapi pada hati yang hanya bersujud kepada-Nya.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْأَحْرَارِ ....

Ya Allah, jadikan kami termasuk hamba-hamba-Mu yang merdeka — yang tak tunduk kecuali kepada-Mu semata.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

No comments