Islam Menolak Segala Bentuk Penjajahan dan Kezaliman
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الْعَدْلِ الْحَكِيْمِ، الَّذِي حَرَّمَ
الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِهِ وَجَعَلَهُ بَيْنَ عِبَادِهِ مُحَرَّماً، وَأَمَرَ بِالْقِسْطِ
وَالْإِحْسَانِ، وَنَهَى عَنِ الْبَغْيِ وَالطُّغْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral Muslimin yang dirahmati Allah,
Satu di antara nilai tertinggi yang dijunjung dalam ajaran
Islam adalah keadilan dan penolakan terhadap segala bentuk kezaliman, baik yang
bersifat personal maupun struktural, baik yang datang dari luar maupun dari
dalam tubuh umat itu sendiri. Islam adalah agama yang mengajarkan pembebasan
manusia dari segala bentuk penindasan — entah itu penjajahan fisik, penjajahan
ekonomi, atau penjajahan ideologis dan spiritual.
Allah ﷻ berfirman dalam
Kitab-Nya:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا
فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
“
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh api neraka.”
(QS. Hūd: 113)
Perhatikan, bahkan kecenderungan kepada pelaku kezaliman pun
sudah diancam dengan api neraka. Maka bagaimana dengan yang mendukung, membela,
atau bahkan melakukan kezaliman itu sendiri?
Islam Tidak Netral Terhadap Kezaliman
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits
masyhur:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا
“Tolonglah saudaramu, baik dia berbuat zalim maupun
dizalimi.”
(HR. al-Bukhārī, no. 6952)
Para sahabat yang cerdas bertanya:
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ
مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا، كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟
"Wahai Rasulullah, aku tahu bagaimana menolongnya saat
ia dizalimi. Tapi bagaimana jika ia pelaku kezaliman?"
Jawaban Nabi ﷺ
sangat mendalam dan visioner:
تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ،
فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
"Engkau cegah dia, atau larang dia dari berbuat zalim, maka
itulah bentuk menolongnya.”
Subhanallah... Beginilah Islam mengajarkan tanggung jawab
moral dan sosial terhadap kezaliman: bukan sekadar menolak kezaliman yang
menimpa diri sendiri, tapi juga meluruskan orang lain yang berbuat zalim —
bahkan jika dia adalah saudara kita sendiri. Bukan dengan diam, bukan dengan
permisif, tapi dengan amar ma’ruf nahi munkar yang adil dan bijaksana.
Kezaliman: Awal dari Kehancuran
Ketahuilah, wahai kaum Muslimin, bahwa tidak ada yang lebih
merusak peradaban dan menjatuhkan umat selain kezaliman. Ketika keadilan
ditinggalkan, dan kezaliman dibungkus dengan nama kemajuan, maka saat itulah
umat sedang berjalan menuju kehancuran.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Menegakkan keadilan adalah kewajiban agama yang paling
agung. Segala perkara yang dapat menegakkan keadilan, maka wajib dilaksanakan.”
(Majmū’ Fatāwā, 28/146)
Perlu dicatat, bahwa Islam tidak membedakan siapa pelaku
kezaliman — Muslim atau kafir, penguasa atau rakyat. Jika dia zalim, maka ia
harus dicegah. Dan jika ia dizalimi, maka ia harus dibela.
Penjajahan Fisik dan Ideologis
Dalam sejarah Islam, umat ini tidak pernah ridha dengan
penjajahan. Baik penjajahan fisik, seperti yang dilakukan oleh kolonialis Eropa
atas negeri-negeri Muslim; maupun penjajahan ideologi, seperti liberalisme,
sekularisme, hedonisme, dan materialisme yang kini dikemas sebagai
“modernitas.”
Umat Islam harus melek. Kita tidak boleh membiarkan bangsa
dan generasi ini dijajah dua kali: dijajah tubuhnya, lalu dijajah akalnya dan
imannya. Penjajahan yang kedua jauh lebih berbahaya. Karena tubuh yang
terpenjara masih bisa merdeka, tapi jiwa yang tunduk kepada ideologi kufur
sulit kembali kecuali dengan perjuangan ilmu dan dakwah.
Mari Menjadi Umat yang Adil
Wahai kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,
Keadilan adalah pilar utama keberkahan. Jika kita ingin
negeri ini tegak dan mulia, maka tegakkanlah keadilan di rumah kita, di sekolah
kita, di masjid kita, di pemerintahan kita. Karena Allah tidak akan menolong
umat yang zalim, bahkan meski mereka muslim.
Sebaliknya, Allah akan menolong umat yang adil — meski
mereka bukan Muslim, sebagaimana yang diungkap oleh Ibn Taimiyyah:
"Sesungguhnya Allah akan menegakkan sebuah bangsa yang
adil walaupun kafir, dan akan meruntuhkan bangsa yang zalim meskipun
muslim."
Penutup: Berjuang Melawan Kezaliman
Mari kita jadikan momen ini — momen renungan kemerdekaan dan
kebebasan — sebagai titik balik untuk membenci kezaliman dalam segala bentuknya
dan berkomitmen menjadi pribadi-pribadi yang adil.
Mulailah dari diri sendiri. Berlaku adil terhadap anak dan
istri, adil dalam berbicara, adil dalam menilai, adil dalam memilih pemimpin,
adil dalam berdakwah dan bersikap terhadap sesama.
Semoga Allah menjauhkan kita dari kezaliman, menjadikan kita
penolong bagi orang-orang yang terzhalimi, dan memberikan kekuatan untuk
menegakkan keadilan di muka bumi.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْقَوَامِيْنَ بِالْقِسْطِ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الظُّلْمِ وَأَهْلِهِ، وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمَظْلُوْمِيْنَ
فِي كُلِّ مَكَانٍ وَ زَمَانٍ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
No comments