Menjaga Lingkungan: Manifestasi Iman dan Ketakwaan Sejati
( Oleh : Azzam Elmahdy )
Link download naskah khutbah jum’at ada di akhir artikel ini.
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ للهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ.أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ.
أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بَعْدَ أَنْ أَعُوْذَ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ، وَقَالَ أَيْضًا :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهِ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا، وَقَالَ أَيْضًا :
وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sudah sepantasnya kita membasahi lisan-lisan kita dengan mengucap syukur dan tahmid alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tattimmus shalihât atas limpahan karunia dan nikmat yang Allah SWT curahkan kepada kita, khususnya nikmat iman serta kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita bisa melangkahkan kaki kita untuk menunaikan ibadah shalat jum’at. Semoga ibadah yang kita jalankan ini diteriman di sisi-Nya dan menjadi bukti bahwa kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.
Shalawat serta salam sudah selayaknya kita haturkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, allahumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang dengan karakter dan sifat beliaulah menjadi sampel panutan yang patut diteladani sepanjang zaman. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.
Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat, di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan segala larangan.
Ketakwaan adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan, membimbing setiap langkah menuju kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan. Ia dalah perisai yang melindungi hati dari godaan duniawi, menjadikan seseorang lebih peka terhadap suara nurani dan ajaran Allah SWT.
Dalam ketakwaan inilah terdapat kedamaian yang mendalam, di mana jiwa menemukan ketenangan dalam menjalani setiap ujian dan cobaan. Ketakwaan bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sebuah komitmen untuk hidup dalam kebenaran, kejujuran, dan kasih sayang, serta berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan ketakwaan dan niat yang baik, setiap tindakan menjadi ibadah, setiap niat yang tulus akan mengantarkan kita pada kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itulah kita diperintahkan untuk membekali diri kita dengan ketakwaan sebagaimana dalam firman-Nya :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering diingatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga mencakup bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah menjaga lingkungan, keindahannya, dan kebersihannya. Hal ini bukan hanya sekadar tanggung jawab, tetapi juga merupakan manifestasi dari ketakwaan kita kepada Sang Pencipta.
Allah SWT berfirman :
وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS Al-A’raf [7]: 56).
Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga alam yang telah diciptakan dengan baik. Dalam konteks ini, Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Azhim, juz III, halaman 429 menjelaskan bahwa terdapat dua perintah dari Allah SWT dalam ayat ini. Pertama, kita diperintahkan untuk tidak merusak alam yang sudah diciptakan dengan baik. Kedua, kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan penuh harap.
Siapa saja yang mengerjakan dua perintah ini, Allah janjikan kebaikan kepadanya. Dengan kata lain, Allah akan memberikan kebaikan yang sudah Dia janjikan kepada orang-orang yang bisa menjaga keindahan alam dan lingkungan serta berdoa dengan disertai rasa takut dan penuh harap diterimanya doa. Ini adalah jaminan yang indah bagi kita semua.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Tindakan kecil yang mencerminkan keimanan tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tindakan sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan adalah dengan menyingkirkan gangguan dari jalan, seperti sampai atau rintangan lainnya. Meskipun terlihat sepele, tindakan ini memiliki makna yang dalam dan merupakan salah santu bentuk nyata dari keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda,
اَلْإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهَ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ
“Iman itu terdiri atas tujuh puluh atau enam puluh sekian cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illAllaah’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” ( HR. Muslim, no. 35 )
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa tindakan kecil seperti menyingkirkan sampah atau rintangan dari jalan adalah manifestasi dari iman yang tulus. Ini menunjukkan bahwa seorang mukmin tidak hanya peduli pada dirinya sendiri, tetapi juga pada orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Ketika kita membersihkan jalan dari gangguan, kita tidak hanya menciptakan lingkungan yang leibh aman dan nyaman bagi orang lian, tetapi juga menanamkan rasa tanggungjawab dan kepedulian dalam diri kita. Lingkungan yang bersih dan rapi akan memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental masyarakat. Selain itu, tindakan ini juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, menciptakan efek domino yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan secara keseluruhan.
Lebih jauh, Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, juz XIV halaman 283 menegaskan bahwa menjaga alam tidak hanya sebatas menjaga lingkungan dari hal-hal yang bisa merusaknya saja. Namun juga mencakup semua aspek kehidupan manusia itu sendiri. Kita diajarkan untuk tidak membunuh orang lain tanpa alasan yang benar, tidak merusak harta orang lain dengan mencuri, tidak merusak keturunan dengan perbuatan zina dan homoseks, serta tidak merusak akal dengan mengonsumsi minuman yang memabukkan. Semua ini adalah bagian dari upaya menjaga kemaslahatan pokok di dunia, yaitu jiwa, keturunan, agama, dan akal.
وَذَلِكَ لِأَنَّ الْمَصَالِحَ الْمُعْتَبَرَةَ فِي الدُّنْيَا هِيَ هَذِهِ الْخَمْسَةُ: النُّفُوسُ وَالْأَمْوَالُ وَالْأَنْسَابُ وَالْأَدْيَانُ وَالْعُقُولُ
Artinya, “Hal itu karena kemaslahatan pokok di dunia adalah yang lima ini, yaitu (menjaga) jiwa, keturunan, agama dan akal.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Selain itu, hal-hal yang bisa merusak lainnya adalah dengan cara tidak adil dalam menakar barang jualan, karena hal ini bisa menjadi penyebab pertikaian. Juga tidak boleh untuk menceritakan kejelekan-kejelekan orang lain, karena juga bisa menjadi penyebab percekcokan antar sesama. Poinnya adalah kita semua memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga keindahan alam dan kebersihan lingkungan.
Semua perbuatan yang bisa merusak dan mengotori alam harus kita hindari, baik yang berkaitan dengan alam seperti membuang sampah sembarangan dll, atau yang berkaitan dengan kemanusiaan seperti contoh-contoh yang telah disebutkan tadi.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Menjaga alam dan kebersihan lingkungan merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus benar-benar kita jaga. Ini bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga menjadi salah satu bukti keimanan setiap individu. Dengan menjaga lingkungan, kita tidak hanya berkontribusi pada keindahan bumi yang kita huni, tetapi juga menunjukkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman.” (QS Al-A’raf [7]: 85).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Dari beberapa uraian materi khutbah Jumat ini, dapat disimpulkan bahwa menjaga alam dan kebersihan lingkungan merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus benar-benar kita jaga, serta menjadi salah satu bukti keimanan setiap individu.
Orang yang bisa menjaga alam menunjukkan bahwa dalam dirinya terdapat keimanan yang kuat, dan sebaliknya orang yang tidak menjaga alam menunjukkan bahwa keimanan dalam dirinya sangat tipis.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menjaga alam dan kebersihan lingkungan sebagai manifestasi dari ketakwaan. Dalam setiap langkah kita menjaga alam dan kebersihan lingkungan, kita sedang menanamkan benih kebaikan yang akan berbuah manis di dunia dan akhirat. Mari kita tingkatkan ketakwaan kita melalui tindakan nyata, dengan menjaga dan merawat lingkungan sekitar kita. Sebab, menjaga alam dan kebersihan lingkungan adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta menunjukkan bahwa kita adalah hamba-Nya yang bertanggung jawab.
Selanjutnya marilah kita berdoa dan memohon kepada Allah SWt, agar Allah menganugerahkan manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Jika anda menginginkan naskah khutbah di atas silahkan klik link di :
Versi PDF Versi Word
Baca juga artikel menarik lainnya di : www.darusyahadah.com
No comments