Read More

Mengoptimalkan Ramadhan: Lima Hal yang Harus Disiapkan

 




Link khutbah jum'at ini ada di akhir artikel berikut 

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ،

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا,

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بَعْدَ أَنْ أَعُوْذَ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ،

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ، أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyirol mislimin rahimaniyallahu wa iyyakum

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan ini adalah tamu agung yang dinanti-nanti oleh setiap Muslim. Dalam kesempatan ini, mari kita siapkan diri kita untuk menyambut bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

 

Jama’ah jum’at tamu undangan Allah yang berbahagia

Kita akan dipertemukan dengan tamu agung, bulan Ramadhan. Layaknya kita ingin menyambut tamu yang mulia di rumah kita, pastilah kita menyiapkan hal-hal yang terbaik agar tamu kita merasa nyaman dan hati kita merasa puas. Misalnya, kita akan menghidangkan makanan terbaik, menata dan menghias rumah sebaik mungkin, serta memakai baju terbaik. Begitu pun dengan bulan Ramadhan, seorang Muslim harus menyiapkan yang terbaik untuk tamu istimewa tersebut.

 

Hadirin sidang jama’ah juma’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT

Terdapat setidaknya lima hal yang perlu kita siapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan:

Pertama : Persiapan Ruhiyyah (Spiritual)

Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, meluruskan niat dan menjaga hati adalah dua aspek yang sangat penting. Niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT menjadi pondasi utama dalam setiap amal ibadah.

Seorang Muslim hendaknya semakin berusaha menjaga hatinya dari segala perbuatan yang dapat merusak kesucian hati. Di antara amal yang dianjurkan adalah selalu menjaga niat agar tidak menyimpang. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّمَا الْأعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain itu, menjaga keikhlasan dan kesucian hati sangat penting. Kita juga perlu menjaga kualitas aspek spiritual seperti iman, amal ibadah, dan ketakwaan. Istiqomah dalam ketaatan, memohon petunjuk dan bimbingan dengan berdoa kepada Allah adalah langkah yang harus kita ambil.

Oleh karena itu, sebelum kita menahan lapar dan haus, penting untuk memastikan bahwa niat kita murni, bukan hanya sekadar rutinitas atau mengikuti orang lain. Dengan niat yang benar, puasa kita akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kualitas iman, dan meraih pahala yang berlipat ganda.

Selain niat, menjaga hati dari segala bentuk kebencian, iri, dan sifat buruk lainnya juga sangat krusial selama bulan suci ini. Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang dapat merusak kesucian hati. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman,

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzāb: 70)

Dengan menjaga hati dan pikiran, kita akan mampu menjalani puasa dengan penuh kesabaran dan ketenangan, serta merasakan kedamaian yang hakiki. Semoga dengan meluruskan niat dan menjaga hati, puasa kita di bulan Ramadhan ini menjadi lebih bermakna dan diterima di sisi Allah SWT.

Ikhwah fillah rahimaniyallahu wa iyyakum

Kedua : Persiapan ‘Amaliyyah (Praktis)

Seorang Muslim hendaknya menyusun rencana target yang ingin dicapai selama bulan Ramadhan. Misalnya, ingin khatam membaca 30 juz Al-Qur'an, memberi makan 100 porsi kepada yatim piatu, berkunjung kepada saudara, tidak bolong salat tarawih, atau melunasi hutang orang yang kesulitan.

Menyusun rencana dan target selama bulan Ramadhan adalah langkah penting untuk memaksimalkan ibadah dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Bulan suci ini bukan hanya sekadar waktu untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas spiritual dan amal ibadah kita. Dengan menetapkan target yang jelas, seperti khatam membaca Al-Qur'an, meningkatkan frekuensi salat sunnah, atau berkontribusi dalam kegiatan sosial seperti memberi makan kepada yang membutuhkan, kita dapat lebih fokus dan termotivasi dalam menjalani ibadah. Rencana yang terstruktur akan membantu kita memanfaatkan setiap detik di bulan Ramadhan dengan lebih bermakna, sehingga setiap amal yang kita lakukan menjadi lebih terarah dan penuh harapan.

 

Selain itu, menyusun rencana juga memberikan kita kesempatan untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki kekurangan yang ada. Dalam proses ini, kita dapat mencatat pencapaian harian dan merenungkan apa yang telah kita lakukan, serta apa yang masih perlu ditingkatkan. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjalani puasa secara fisik, tetapi juga secara mental dan spiritual. Sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi dan perbaikan diri. Mari kita jadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk mencapai target-target yang telah kita tetapkan, sehingga kita dapat keluar dari Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang lebih kuat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Target-target tersebut perlu disiapkan agar menjadi panduan dan motivasi kita selama berada di dalam bulan Ramadhan. Imam Al-Ghazali banyak menekankan tentang pentingnya memanfaatkan waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam bukunya Ihya' Ulum al-Din (Kehidupan Ilmiah Agama), beliau banyak berbicara mengenai bagaimana seorang Muslim harus mengelola waktunya dengan bijaksana dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, karena waktu adalah anugerah Allah yang tidak dapat diperoleh kembali setelah berlalu. Di dalam konteks Ramadhan, beliau juga menekankan pentingnya memanfaatkan bulan yang penuh berkah tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan beribadah, memperbaiki diri, dan menyusun target-target spiritual yang ingin dicapai.

Ma’asyirol muslimin tamu undangan yang dirahmati Alla SWT

Ketiga : Persiapan ‘Ilmiyyah (Ilmu)

Hendaknya seorang Muslim membekali dirinya dengan ilmu seputar Ramadhan sebanyak mungkin. Hal ini sebagai wujud bahwa kita betul-betul senang dan gembira menyambut Ramadhan dan tidak ingin melewatinya begitu saja.

Agar setiap detik yang kita lewati menjadi lebih bermakna dan berfaedah, kita perlu memahami apa saja yang dianjurkan dan dilarang selama beribadah puasa. Dengan ilmu yang mapan, kita akan semangat dan menikmati untuk menjalankan perintah Allah, serta semangat untuk menjauhi larangan-Nya. Allah berfirman,

 

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

 

“Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Anbiyā`: 7)

Hikmah yang dapat diambil dari ayat di atas sangat relevan dalam mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya mencari ilmu dan bimbingan dari para ulama atau orang yang berpengalaman dalam menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya selama bulan suci.

Dalam konteks Ramadhan, kita perlu memahami tata cara berpuasa, ibadah yang dianjurkan, serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa agar ibadah kita menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Dengan bertanya dan belajar dari mereka yang berilmu, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik, menghindari kesalahan, dan memaksimalkan setiap momen di bulan yang penuh berkah ini. Selain itu, sikap terbuka untuk belajar juga mencerminkan kerendahan hati dan keinginan kita untuk terus meningkatkan kualitas ibadah, sehingga Ramadhan kita menjadi lebih bermakna dan penuh keberkahan.

Ma’asyirol muslimin rahimaniyallahu wa iyyakum

Keempat : Persiapan Maliyyah (Harta)

Islam memiliki banyak sekali jenis ibadah yang menuntut kita untuk mengeluarkan harta. Misalnya, infaq, sedekah, memberi makan untuk orang berbuka puasa, atau ibadah zakat fitri.

Persiapan harta ini penting agar kita dapat berkontribusi dalam kebaikan selama bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman,

 

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

 

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munāfiqūn: 10)

Ayat ini menekankan pentingnya mengeluarkan harta di jalan Allah sebelum datangnya kematian, karena saat itu seseorang akan sangat ingin beramal tetapi sudah terlambat. Ini menunjukkan bahwa mempersiapkan harta untuk amal adalah tindakan yang bijaksana dan harus dilakukan dengan segera.

 

Selain itu, dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

 

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, no. 5949. Syaikh Al-Albani menghasankan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 426).

Hadits ini menggarisbawahi bahwa salah satu cara untuk menjadi manusia yang baik adalah dengan memberikan manfaat kepada orang lain, yang dapat dilakukan melalui sedekah, infaq, dan berbagai bentuk amal lainnya. Dengan mempersiapkan harta, kita dapat lebih mudah beramal dan berbagi dengan sesama, sehingga kita dapat berkontribusi dalam kebaikan dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Jama’ah jum’at tamu undangan Allah yang berbahagia

Kelima : Persiapan Jasadiyyah (Fisik)

Persiapan fisik menjelang bulan Ramadhan sangat penting agar seseorang dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan penuh kesabaran. Islam mengajarkan untuk mempersiapkan diri dengan baik agar bisa meraih manfaat maksimal dari bulan yang penuh berkah ini, baik dari segi ibadah, kesehatan, maupun ketahanan fisik.

Rasulullah SAW bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hadits ini menunjukkan bahwa kondisi fisik sangat bergantung pada keadaan tubuh secara keseluruhan, termasuk hati yang bersih dan sehat. Menjaga fisik untuk dapat menjalankan ibadah dengan baik sangat penting, termasuk menjaga pola makan dan tidur yang baik sebelum bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk menjaga kesehatan dengan olahraga. Salah satu hadits yang berkaitan dengan menjaga fisik adalah:

اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. (HR. Muslim no. 2664. Lihat Syarh Nawawi, jilid 8, hal. 260.)

Imam Ibn Qayyim al-Jawziyya dalam bukunya Madarij al-Salikin menekankan bahwa menjaga kesehatan tubuh adalah bagian dari menjaga amal ibadah. Beliau juga menulis bahwa kesehatan fisik mempermudah seseorang untuk melaksanakan ibadah dengan sempurna.

Beliau menjelaskan, "Barang siapa yang menjaga fisiknya dengan baik, maka ia akan mampu beribadah dengan lebih sempurna. Puasa yang dilakukan dengan tubuh yang sehat akan lebih ringan dan membawa berkah." (Madarij al-Salikin)

Ma’asyirol muslimin rahimaniyallahu wa iyyakum

Persiapan menyambut bulan suci Ramadhan bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi merupakan sebuah ibadah yang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Dengan mempersiapkan diri secara ruhiyyah, amaliyyah, ilmiyyah, maliyyah, dan jasadiyyah, kita akan mampu menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan hati yang bersih dan jiwa yang siap untuk beribadah. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah dan persiapan kita menyambut bulan suci ini. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَل الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَل المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

 Bila antum menghendaki artikel khutbah jum'at di atas, silakan klik : download

 

No comments