Iman Mendorong Kepedulian Sosial dan Solidaritas
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الْإِيْمَانَ سَبَبًا لِسَعَادَةِ الْقُلُوْبِ،
وَأَمَرَنَا بِالْإِحْسَانِ إِلَى النَّاسِ وَالْبِرِّ بِالضُّعَفَاءِ
وَالْمَحْرُوْمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى
اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Keimanan sejati bukan hanya terucap di lisan atau tersimpan di hati, tetapi
harus mewujud dalam tindakan nyata. Salah satu tanda kuatnya iman adalah kepedulian
sosial dan solidaritas terhadap sesama, terlebih kepada mereka yang
berada dalam penderitaan dan tekanan penjajahan, seperti saudara-saudara kita
di Palestina.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اَللّٰهُ
فِي عَوْنِ الْعَبْدِ، مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
"Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama ia menolong
saudaranya."
(HR. Muslim, no. 2699)
Hadis ini adalah janji Allah yang indah: semakin kita menolong orang lain,
semakin besar pula pertolongan Allah bagi kita. Jika kita ingin hidup
dimudahkan, doa-doa kita dikabulkan, dan rezeki kita diberkahi, maka
perbanyaklah membantu sesama — dengan tenaga, pikiran, harta, atau bahkan doa
yang tulus.
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Kepedulian sosial dalam Islam bukanlah pilihan tambahan, tetapi kewajiban
moral dan spiritual. Seorang Muslim yang menutup mata dari penderitaan
orang lain sejatinya telah mengabaikan sebagian dari imannya. Sebaliknya,
ketika ia ikut merasakan perihnya derita orang lain, maka hatinya hidup dan
imannya subur.
Sejarah para sahabat Nabi ﷺ mengajarkan kepada
kita: mereka tidak hanya beribadah di masjid, tetapi juga aktif mengangkat
beban kaum fakir, membela yang tertindas, dan rela mengorbankan harta bahkan
nyawa demi tegaknya kebenaran. Kepedulian sosial adalah warisan iman
yang harus kita jaga di setiap zaman.
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Mari kita jadikan penderitaan Palestina sebagai cermin untuk menguji sejauh
mana kepekaan hati kita. Apakah kita masih peduli? Apakah kita siap bergerak?
Jangan biarkan iman kita menjadi kering tanpa amal. Jadikan iman sebagai bahan
bakar yang menggerakkan solidaritas, karena tanpa kepedulian, iman hanyalah
teori yang tak berdaya.
اَللّٰهُمَّ
أَحْيِ قُلُوْبَنَا بِالْإِيْمَانِ، وَزَيِّنْهَا بِالْإِحْسَانِ، وَاجْعَلْنَا
مِفْتَاحًا لِلْخَيْرِ مِغْلَاقًا لِلشَّرِّ، وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي
فِلَسْطِيْنَ، وَكُنْ لَهُمْ مُعِيْنًا وَنَصِيْرًا، وَافْتَحْ لَهُمْ أَبْوَابَ
النَّصْرِ وَالْفَرَجِ.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، الأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، وَصَلِّ اللّٰهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
No comments