Read More

Kemerdekaan Jiwa: Terbebas dari Hawa Nafsu



Download Artikel Kultum

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ النَّفْسَ وَسَوَّاهَا، وَأَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوَاهَا، وَأَمَرَ بِتَهْذِيْبِهَا وَمُخَالَفَةِ هَوَاهَا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:

 

Jama’ah rahimakumullāh,

Ketika kita membicarakan kemerdekaan, mayoritas pikiran kita langsung tertuju pada kemerdekaan fisik: lepas dari penjajahan, kebebasan berbicara, merdeka dalam bernegara. Padahal, ada penjajahan yang lebih halus namun lebih berbahaya: yaitu penjajahan batin — ketika jiwa seorang manusia tunduk kepada hawa nafsunya.

 

Allah memperingatkan dengan firman-Nya:

 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ

“Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?”

(QS. Al-Jātsiyah: 23)

 

Ayat ini sangat menggetarkan. Bukan hanya berbicara tentang kekufuran dalam bentuk menyembah berhala batu atau makhluk, tapi tentang manusia yang menjadikan keinginannya sendiri sebagai "tuhan" yang ditaati. Ia menolak syariat dan menjadikan syahwat sebagai hukum. Ia mengabaikan perintah Allah demi kenikmatan sesaat. Ia merasa merdeka padahal sejatinya diperbudak oleh hawa nafsu.

 

Tafsir Ulama tentang Ayat Ini

Imam Al-Qurṭubī rahimahullah menjelaskan:

 

“Al-Kalbi berkata: Ia adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya — apa saja yang ia inginkan, ia lakukan. Al-Hasan berkata: Ia tidak menginginkan sesuatu melainkan ia ikuti, maka jadilah hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maknanya: Ia menaati hawa nafsunya sebagaimana seorang penyembah menaati sesembahannya.”

(Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān, 16/177)

 

Ini adalah bentuk perbudakan paling halus: manusia menyembah dirinya sendiri tanpa sadar.

 

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memperkuat makna ini:

“Hawa nafsu adalah berhala yang disembah oleh banyak orang tanpa mereka sadari.”

(Al-Fawā’id, hal. 93)

 

Subhānallāh...

Betapa banyak orang yang mengaku muslim, tetapi mereka lebih tunduk kepada keinginan pribadinya daripada perintah Tuhannya. Jika hawa nafsu memerintahkan, mereka patuh. Jika syariat Allah menyuruh sebaliknya, mereka abaikan.

 

Penjajahan Model Baru: Syahwat dan Dunia

Jama’ah sekalian,

Inilah bentuk penjajahan paling mengerikan di zaman modern. Bukan lagi penjajah bersenjata yang datang menjarah, tapi nafsu dunia yang membelenggu hati kita dari dalam: cinta harta, rakus jabatan, kemewahan, popularitas, dan syahwat yang tak terbendung.

 

Banyak orang mengira dirinya bebas — bebas bicara, bebas bertindak, bebas memilih gaya hidup. Tapi sesungguhnya, mereka hanyalah budak dari tren, media sosial, iklan, dan ambisi pribadi.

 

Padahal, mereka yang benar-benar merdeka adalah orang-orang yang mampu menundukkan dirinya di hadapan Allah, bukan di hadapan hawa nafsunya.

 

Contoh Nyata di Sekitar Kita

– Seorang pejabat yang korupsi demi kekuasaan — budak nafsu.

 

– Seorang anak muda yang mengorbankan waktu salat demi kesenangan duniawi — budak nafsu.

 

– Seorang wanita yang menjual aurat demi pujian dan followers — budak nafsu.

 

– Seorang laki-laki yang lebih tunduk pada pergaulan bebas daripada menjaga kehormatan — budak nafsu.

 

Mereka merasa bebas, padahal diperbudak oleh diri mereka sendiri.

 

Solusi: Jihad Melawan Hawa Nafsu

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Untuk menjadi benar-benar merdeka, kita harus melakukan jihad melawan hawa nafsu. Inilah jihad paling berat dan paling panjang.

 

Rasulullah bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.”

(HR. Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609)

 

Karena melawan hawa nafsu memerlukan ilmu, tekad, dan kesabaran. Tapi justru di situlah kemuliaan dan ketenangan hidup seorang mukmin.

 

Penutup: Merdeka Hanya Jika Tunduk pada Allah

Saudaraku seiman,

Jika engkau ingin merdeka yang sejati, bukan dengan mengikuti nafsumu, tapi dengan tunduk kepada Allah. Karena hanya dalam sujud kepada-Nya, manusia menemukan hakikat kemerdekaan.

 

Maka marilah kita jaga hati ini agar tidak tunduk pada yang selain-Nya. Karena jiwa yang dikuasai nafsu adalah jiwa yang terpenjara, dan hanya dengan ibadah serta ketundukan kepada Allah, kita akan dibebaskan.

 

اَللَّهُمَّ خَلِّصْنَا مِنْ رِقِّ الشَّهَوَاتِ، وَثَبِّتْنَا عَلَى طَاعَتِكَ حَتَّى الْمَمَاتِ...

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

No comments