Perjuangan dalam Islam: Melawan Penjajahan dan Penindasan
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
﴿وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ﴾، نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ
عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’āsyiral
Muslimīn rahimakumullāh,
Islam
bukanlah agama yang pasif. Islam adalah agama perjuangan. Islam turun bukan
untuk membiarkan manusia dalam belenggu penjajahan, kezaliman, dan
keterpurukan. Tetapi untuk membebaskan manusia—baik lahir maupun batin—dari
setiap bentuk penindasan dan penghambaan kepada selain Allah.
Allah ﷻ berfirman dengan tegas:
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالْمُسْتَضْعَفِينَ...
“Mengapa
kalian tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
tertindas?”
(QS.
An-Nisā’: 75)
Ayat ini
bukan hanya ajakan untuk berperang secara fisik, tetapi panggilan untuk
bangkit, untuk membela mereka yang terinjak-injak oleh kezaliman. Baik
penjajahan dalam bentuk kekuasaan politik, penindasan ekonomi, maupun kekangan
ideologi yang merampas kebebasan ruhani umat manusia.
Islam Adalah Jalan Pembebasan
Jama’ah yang
dirahmati Allah,
Dalam
sejarah Islam, kita melihat bahwa perjuangan melawan penjajahan adalah bagian
dari risalah tauhid. Karena penjajahan—baik oleh bangsa asing, sistem rusak,
maupun hawa nafsu—adalah bentuk nyata dari penyimpangan akidah.
Kita
mengenang ucapan sahabat Nabi ﷺ,
Rabi’ bin Amir, yang dikirim oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai utusan
dakwah kepada Panglima Rustum dari Persia, menjelang Perang Qadisiyyah. Ia
berkata dengan tegas:
“Sesungguhnya
Allah mengutus kami untuk membebaskan siapa yang Dia kehendaki, dari
penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah semata, dari
ketidakadilan berbagai agama menuju keadilan Islam, dan dari sempitnya dunia
menuju kelapangannya.”
(Ibnu
Katsir, Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, 7/39)
Lihatlah!
Inilah makna perjuangan dalam Islam: pembebasan manusia dari segala bentuk
tirani — menuju kehidupan yang dipenuhi keadilan, kemuliaan, dan ibadah kepada
Allah.
Para Pejuang Kita Adalah Para Pengemban Misi Islam
Di bumi
Nusantara ini, kita memiliki sejarah panjang perlawanan terhadap penjajahan.
Tapi patut digarisbawahi: perjuangan mereka bukan semata demi tanah, tetapi
demi iman dan kehormatan.
Para ulama
dan santri—dari Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, KH. Hasyim Asy’ari,
hingga para mujahid kemerdekaan lainnya—melawan penjajah atas dasar ajaran
Islam.
Mereka tidak
hanya berteriak “merdeka!”, tapi juga menyerukan Allahu Akbar! Mereka tidak
hanya mengangkat senjata, tapi juga mengangkat tauhid dan ilmu. Mereka tidak
hanya ingin bebas secara politik, tapi juga ingin membebaskan umat dari
kebodohan, syirik, dan penjajahan moral.
Maka
benarlah, bahwa kemerdekaan sejati adalah bagian dari ajaran Islam. Dan membela
kaum tertindas adalah panggilan iman.
Jangan Biarkan Penjajahan Gaya Baru Menindas Kita
Jama’ah
sekalian,
Hari ini
kita mungkin tak lagi dijajah secara fisik oleh bangsa asing. Tapi penjajahan
model baru terus menyelinap ke dalam masyarakat:
– Penjajahan
ideologi sekular dan liberal yang mencabut agama dari kehidupan.
– Penjajahan
ekonomi kapitalis yang menindas kaum miskin.
– Penjajahan
media dan budaya yang menjajah cara berpikir dan gaya hidup generasi muda.
– Penjajahan
hawa nafsu yang membuat manusia lebih tunduk pada syahwat daripada syariat.
Apakah kita
akan diam saja?
Apakah kita
akan menyaksikan umat ini kembali tertindas, bukan karena senjata, tapi karena
hilangnya semangat perjuangan dan iman?
Penutup: Bangkitkan Semangat Jihad dan Pembelaan
Ma’āsyiral
Muslimīn,
Jihad di
jalan Allah adalah konsep perjuangan menyeluruh. Bukan sekadar perang fisik,
tapi juga jihad ilmu, jihad ekonomi, jihad melawan kebodohan dan kezaliman.
Mari kita
warisi semangat para mujahid. Bukan hanya dengan mengenang nama mereka, tapi
melanjutkan misi mereka: membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan, dan
penyimpangan akidah.
Kemerdekaan
bukan tujuan akhir, tapi jalan untuk menegakkan Islam.
Dan jihad
membela yang tertindas adalah bukti bahwa iman kita tidak mati.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
وَحَرَّرِ الْمَظْلُوْمِيْنَ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُجَاهِدِيْنَ
فِي سَبِيْلِكَ، الصَّادِقِيْنَ فِي نُصْرَةِ دِيْنِكَ...
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
.jpg)

No comments