Ketika Kemerdekaan Menjadi Janji Pembebasan Palestina
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ…
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Kemerdekaan adalah anugerah yang amat mahal. Ia tidak datang begitu saja,
melainkan ditebus dengan darah, air mata, dan pengorbanan para pahlawan. Setiap
helai bendera yang berkibar, setiap lagu kebangsaan yang kita lantunkan, adalah
pengingat bahwa kita pernah terjajah… dan bahwa kita tahu betul rasanya
dirampas kebebasannya.
Namun keberkahan kemerdekaan bukan sekadar untuk dirayakan. Ada amanah
besar yang Allah titipkan di dalamnya: menjadi pembela bagi bangsa-bangsa yang
masih terjajah. Dan di antara mereka, ada sebuah negeri yang keberkahannya
disebut langsung oleh Allah dalam Al-Qur’an — Palestina, tanah para
nabi, tempat bersemayamnya Masjid Al-Aqsha yang mulia.
Rasulullah ﷺ mengajarkan:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan kepedulian di
antara mereka seperti satu tubuh; bila satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh
ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur." (HR. Muslim, no. 2586)
Jika tubuh umat ini adalah kita semua, maka Palestina adalah bagian yang
sedang terluka parah — berdarah, perih, dan terus ditindas. Bagaimana mungkin
kita tenang ketika saudara kita di sana terus menangis di bawah hujan peluru?
Sejak awal kemerdekaannya, Indonesia memilih untuk tidak tinggal diam.
Presiden pertama kita, Ir. Soekarno, bahkan dengan tegas menyatakan:
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada
orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang
penjajahan Israel."
Pidato itu bukan sekadar kata-kata politik. Ia adalah sumpah moral, lahir
dari kesadaran bahwa kemerdekaan kita adalah titipan — dan salah satu tugasnya
adalah memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Maka hadirin, ketika kita memperingati Hari Kemerdekaan, jangan hanya
berhenti pada pawai dan kembang api. Ingatlah, kemerdekaan kita membawa janji:
janji untuk berdiri bersama bangsa yang masih dirantai penjajahan. Dan janji
itu belum selesai… sampai Palestina merdeka, sampai Masjid Al-Aqsha kembali
aman, dan sampai tangis anak-anak Gaza berganti tawa bahagia.
اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي
فِلَسْطِيْنَ، وَاحْفَظْ مَسْجِدَ الْأَقْصَى، وَارْزُقْنَا فِيهِ صَلَاةً قَبْلَ
الْمَمَاتِ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الَّذِينَ يَنْصُرُونَ
دِيْنَكَ وَيَحْمِلُونَ أَمَانَتَكَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا
وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَصَلِّ اللّٰهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
No comments