Nasionalisme = Pengorbanan untuk Tanah Air
الحمدُ للهِ الذي أمرَنا بحفظِ الأمانة، وجعلَ حبَّ
الوطنِ من الإيمانِ، وأشهدُ أن لا إلهَ إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أن
محمداً عبدُه ورسولُه، صلَّى اللهُ عليهِ وعلى آلهِ وصحبِه أجمعين.
أمَّا بعدُ، فَأُوصِيكُم ونفسيَ المذنبةَ المقصِّرةَ
أولاً بتقوى اللهِ، فاتقوا اللهَ حقَّ التقوى، وراقبوهُ في السرِّ والنجوى.
Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Cinta tanah air bukan sekadar kata-kata indah atau slogan kosong, melainkan
bukti yang terlihat dari pengorbanan kita. Bila kita benar-benar mencintai
negeri ini, kita harus siap berkorban melindunginya dari ancaman—baik ancaman
fisik seperti penjajahan dan terorisme, maupun ancaman non-fisik seperti
kerusakan moral, perpecahan, dan kemiskinan.
Rasulullah ﷺ
bersabda:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ
دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ
قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
"Barangsiapa terbunuh karena
membela hartanya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh membela darahnya, maka
ia syahid. Barangsiapa terbunuh membela agamanya, maka ia syahid. Dan
barangsiapa terbunuh membela keluarganya, maka ia syahid."
(HR. At-Tirmidzi, no. 1421)
Hadits ini menegaskan bahwa membela kehormatan,
keluarga, agama, dan negeri adalah amal mulia yang bernilai syahid.
Ma’āsyiral muslimīn,
Musuh bangsa di zaman ini tidak selalu datang dengan senjata. Mereka bisa
datang dengan ideologi yang merusak iman, narkoba yang menghancurkan generasi,
atau fitnah dan hoaks yang memecah belah umat. Melawan itu semua adalah bentuk
jihad yang juga membutuhkan pengorbanan.
Pengorbanan itu tidak selalu berupa nyawa di medan
perang. Ia bisa berupa tenaga, pikiran, ilmu, waktu, dan harta untuk membangun
pendidikan, memperkuat ekonomi umat, menjaga persatuan, dan menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar.
Sejarah negeri ini telah mencatat bagaimana para ulama,
santri, dan pejuang bangsa mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. Mereka
tidak bertanya, “Apa yang negara berikan kepadaku?” tetapi justru
bertanya, “Apa yang bisa aku berikan untuk negeriku?”
Maka, mari kita isi kemerdekaan ini dengan pengorbanan
yang bermanfaat—mendidik generasi shalih, menjaga keamanan, membantu fakir
miskin, dan melawan kemungkaran yang mengancam negeri—karena nasionalisme
sejati adalah kesiapan untuk berkorban, bukan sekadar kebanggaan di lisan.
عبادَ اللهِ، اعلموا أنَّ حُبَّ الوطنِ لا يكتملُ إلا
بحفظِ أمنِه ووحدتِه، والعملِ لرفعتِه بما يُرضي اللهَ سبحانه، ﴿وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى﴾.
اللَّهُمَّ احْفَظْ بِلَادَنَا وَبِلادَ الْمُسْلِمِينَ
مِنْ كُلِّ شَرٍّ وَفِتْنَةٍ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَوَفِّقْ وُلَاةَ
أُمُورِنَا لِمَا فِيهِ رِضَاكَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا
سَخَّاءً رَخَاءً، وَارْزُقْ أَهْلَهُ طَاعَتَكَ وَمَغْفِرَتَكَ وَرِضْوَانَكَ.
وصلَّى اللهُ على نبيِّنا محمَّدٍ، وعلى آلِه وصحبِه
أجمعين.
No comments