Khutbah Idul Fitri - Refleksi Ramadhan: Membangun Kematangan Spiritual dan Sosial di Hari Kemenangan
Oleh : Azzam Elmahdy
(Staf Pengajar dan
Pengurus Ponpes Darusy Syahadah)
Khutbah Pertama
اللَّه أَكْبَرُ
٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ.
اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ
الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ
اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِي الْمَحْشَرْ. نَبِيٌّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ
وَطَهَّرْ أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ
كِتَابِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul
Fitri yang dimuliakan Allah
Pada hari yang mulia ini, kita berkumpul untuk merayakan
Idul Fitri, hari kemenangan bagi umat Islam. Kita semua telah menyelesaikan
rukun agama Islam yang keempat, yaitu ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Selama sebulan penuh, kita telah melaksanakan berbagai ibadah sunah yang
mendidik jiwa dan memperkuat iman kita. Namun, mari kita renungkan sejenak, apa
makna sebenarnya dari kemenangan ini?
Idul Fitri bukanlah sekadar kompetisi lomba yang
kemenangannya harus dirayakan dengan euforia dan penuh kebanggaan. Kemenangan
Idul Fitri adalah ketika kita berhasil meraih kematangan spiritual dan sosial
setelah satu bulan penuh dedikasi dan didikan di madrasah Ramadhan. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur'an,
يٰٓـاَيُّهَا
الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ
مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS Al-Baqarah: 183).
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan puasa adalah untuk
melahirkan hamba-hamba yang takwa, yaitu orang yang mematuhi segala perintah
agama dan menjauhi larangannya.
اللهُ أَكْبَرُ
٣×، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol muslimin tamu undangan yang dirahmati Allah
SWT
Setelah kita melaksanakan ibadah puasa, apakah kita merasa
puas dan bangga dengan apa yang telah kita lakukan? Tidak, kita harus
menanamkan prinsip khauf dan rajā’. Khauf adalah kekhawatiran
apakah ibadah kita diterima oleh Allah SWT atau tidak, sehingga kita tidak
terlalu puas dan berbangga diri dengan pencapaian ibadah yang telah dilakukan.
Sementara rajā’ adalah sikap optimisme bahwa Allah dengan sifat kasih sayang-Nya
pasti mau menerima amal ibadah yang kita lakukan.
Saat Ramadhan berlalu, kita pun harus menerapkan dua sikap
ini (khauf dan rajā’) secara proporsional. Orang yang ibadahnya
tidak didasari sifat khauf akan terlalu percaya diri dengan ibadah yang telah
dilakukannya, sehingga dikhawatirkan merasa cukup dengan amal yang telah
dilakukan. Sementara sifat rajā’ diperlukan agar kita tidak putus asa kepada
Allah SWT. Sifat rajā’ ini dilakukan dengan rasa optimis bahwa Allah menerima
ibadah yang telah kita perbuat. Sebab, Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Wahai para hamba Allah selalu mengharapkan rahmat dan
hidayah-Nya
Imam Al-Ghazali dalam Iḥya’ ‘Ulūmiddīn menyampaikan,
“Setiap selesai berbuka puasa, seyogyanya kita merasa
khawatir sekaligus menaruh harap kepada Allah. Khawatir jangan-jangan ibadah
kita tidak diterima, juga berharap bahwa Allah menerimanya.” Sikap seperti ini
harus diterapkan setiap selesai melakukan ibadah apapun.” (Al-Ghazali, Ihya
‘Ulumiddin, [2016], juz I, halaman 319).
Bayangkan, orang yang sudah beribadah maksimal saja tidak
boleh berbangga diri dan terlalu percaya diri dengan amalnya, apalagi mereka
yang ibadahnya biasa-biasa saja.
Puasa tidak hanya ibadah yang memiliki dimensi spiritual,
tetapi juga ritual keagamaan yang mendidik kepekaan sosial pengamalnya. Saat
Idul Fitri sudah tiba, sudah seharusnya kita mencapai titik empati sedemikian
rupa karena sudah melalui hari-hari berpuasa selama satu bulan. Namun sayang,
kadang kita sendiri justru terlalu larut dalam kegembiraan yang kita sebut
sebagai ‘hari kemenangan’.
اللهُ أَكْبَرُ
٣×، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin kekasih Allah yang selalu mengharapkan
ridha-Nya,
Mari kita renungi kembali pada momen suci ini. Sudahkah kita
merasakan hari kemenangan dengan meraih nilai-nilai kemenangan yang seharusnya?
Kemenangan yang bukan karena kita telah finish melewati jalan terjal Ramadhan,
tetapi kemenangan sesungguhnya yang tidak saja berupa kematangan spiritual,
melainkan juga pencapaian kepekaan sosial yang seharusnya diraih. Puasa sendiri
sejatinya representasi dari sejumlah ibadah yang ada. Sebab, sebagaimana puasa,
ibadah-ibadah lain juga memiliki semangat spiritual dan sosial yang harus kita
raih kedua-duanya.
Sibuk mencari pencapaian spiritual saja tetapi mengabaikan
aspek sosialnya hanya akan membuat kita buta terhadap lingkungan kita hidup.
Sebaliknya, terlalu sibuk dengan aspek sosial tetapi mengabaikan sisi ritualnya
hanya akan membuat kita jauh dari Allah SWT. Dalam satu hadits diriwayatkan:
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، فُلَانَةُ تَصُومُ النهار ،
وتقوم اللَّيْلَ ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا . قَالَ : هِيَ فِي النَّارِ . قَالُوا :
فُلَانَةُ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَاتِ ، وَتَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ
، وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا ؟ قَالَ : هِيَ فِي الْجَنَّةِ.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Sekelompok
sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan ahli puasa dan ahli
ibadah malam, tapi dia masih suka menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?’
Rasul menjawab, ‘Dia akan masuk neraka.’ Mereka bertanya lagi, ‘Ada pula
seorang perempuan yang hanya menunaikan shalat lima waktu, bersedekah dengan
sepotong keju, dan tidak menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?’ Rasul
menjawab, ‘Dia akan masuk surga.’” (HR. Ahmad no. 9675).
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa shalat yang merupakan
tiang agama saja tidak menjamin kita masuk surga jika kita masih berbuat buruk
kepada sesama manusia.
اللهُ أَكْبَرُ
٣×، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Semoga di momen kemenangan ini membuat kita merasakan
kemenangan yang hakiki. Kemenangan yang tidak saja menandai kita telah merampungkan
satu bulan berpuasa, tetapi juga telah mencapai kematangan spiritual dan sosial
yang sesungguhnya. Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk
memperbaiki diri, meningkatkan kepekaan sosial, dan terus beribadah dengan
penuh harapan dan rasa takut kepada Allah SWT. Semoga kita semua menjadi
hamba-hamba-Nya yang selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya. Aamiin.
تقَبَّلَ اللهُ
مِنَّا وَمِنْكُمْ اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ عِيْدِنَا، وَأَعِدْهُ عَلَينَا
أَعْوَامًا عَدِيْدَةً أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ
إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ
إِخۡوَٰنًا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم
مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَهۡتَدُونَ
Khutbah
Kedua
اللهُ اَكْبَرْ
٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ
اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
الْحَمْدُ للهِ
حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِقْرَارًا بِرُبُوْبِيَّتِهِ وَاِرْغَامًا لِمَنْ
جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ.
فَقَالَ
تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ جَدِّ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ وَعَلَى أَلِهِ وِأَصْحَابِهِ خَيْرِ
أَهْلِ الدَّارَيْنِ خُصُوْصًا عَلَى أَوَّلِ الرَّفِيْقِ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ
الصِّدِّيْق. وَعَلَى الصَّادِقِ الْمَصْدُوْق سَيِّدِنَا أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ
الْفَارُوْقِ. وَعَلَى زَوْجِ الْبِنْتَيْنِ سَيِّدِنَا عُثْمَانِ ذِيْ
النُّوْرَيْنِ. وَعَلَى ابْنِ عَمِّهِ الْغَالِبِ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْن أَبِيْ
طَالِب. وَعَلَى السِّتَّةِ الْبَاقِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ.
وَعَلَى الشَّرِيْفَيْنِ سَيِّدَيْ شَبَابِ أَهْلِ الدَّارَيْنِ أَبِيْ مُحَمَّد
الْحَسَنِ وَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ. وَعَلَى عَمَّيْهِ الْفَاضِلَيْنِ
عَلَى النَّاسِ سَيِّدِنَا حَمْزَة وَسَيِّدِنَا الْعَبَّاسِ. وَعَلَى بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ
يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمَيْنَ
اَللّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مََنْ نَصَرَ
الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ
فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اللَّهُمَّ
أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ
السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا،
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
اللّهمَّ
حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا
الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
اللّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ عَلَى الأَمْرِ
والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ
كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ
النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
عِبَادَاللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
No comments