Bijak Mengelola Rezeki: Antara Euforia Lebaran dan Stabilitas Finansial
Khutbah
Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ،
وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ
الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ
وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ،
اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ
وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي
الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ
شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ
الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ
الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ
نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ
وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ
الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ.
فَيَاعِبَادَ اللهِ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. حَيْثُ قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
وَقَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyirol
muslimin, rahimaniyallahu wa iyyakum
Hadirin yang
dirahmati Allah, marilah kita awali khutbah ini dengan mengucapkan hamdalah,
puji syukur ke hadirat Allah l atas segala limpahan nikmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa menyertai kita. Semoga kita selalu menjadi hamba
yang bersyukur atas segala karunia-Nya. Tak lupa, mari kita panjatkan sholawat
serta salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ , yang telah membawa kita dari
kegelapan menuju cahaya kebenaran.
Dalam
kesempatan yang berbahagia ini, izinkan khatib mengingatkan diri kita semua
untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah, karena sesungguhnya
ketakwaan adalah kunci kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Marilah kita
bersama-sama merenungkan betapa pentingnya untuk selalu menjaga hubungan kita
dengan Allah, serta berusaha untuk menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Ketakwaan bukan hanya sekadar kata, tetapi merupakan sikap dan perilaku yang
harus kita terapkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan ketakwaan, kita
akan mampu menghadapi berbagai ujian dan tantangan yang datang, serta
mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah yang kita ambil. Semoga Allah
senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba yang bertakwa dan selalu berada
di jalan-Nya.
Ma’asyirol
muslimin, rahimaniyallahu wa iyyakum
Setelah
sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari kemenangan Idul
Fitri, seringkali kita dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana menjaga
stabilitas finansial di tengah euforia dan pengeluaran yang meningkat. Lebaran
memang menjadi momen yang penuh berkah, namun di balik kebahagiaan tersebut,
kita perlu bijak dalam mengelola keuangan agar tidak terjebak dalam kesulitan
di masa mendatang.
Dalam
khutbah kali ini, mari kita renungkan betapa pentingnya perencanaan dan
pengelolaan keuangan yang baik setelah merayakan hari raya. Sebagai umat yang
beriman, kita diajarkan untuk tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat, tetapi
juga mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Dengan menjaga stabilitas
finansial, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri, tetapi juga keluarga
dan orang-orang di sekitar kita. Mari kita simak bersama beberapa langkah
strategis yang dapat kita ambil untuk memastikan keuangan kita tetap sehat dan
berkelanjutan setelah Lebaran.
Ikhwani
fiddin rahimaniyallahu wa iyyakum
Saudaraku,
kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Lebaran di Indonesia selalu menjadi momen
yang penuh suka cita, di mana tradisi mudik, rekreasi, dan makan bersama
menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Banyak di antara kita yang
mengandalkan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk memenuhi kebutuhan dan berbagi
kebahagiaan dengan keluarga. Namun, di balik kemeriahan tersebut, kita perlu
menyadari bahwa peningkatan pengeluaran yang signifikan dapat berpotensi
menimbulkan stres finansial setelah hari raya berlalu. Oleh karena itu, penting
bagi kita untuk mengantisipasi dan mengendalikan keuangan pasca-Lebaran, agar
tidak terjebak dalam kesulitan yang dapat mengganggu ketenangan hidup kita.
Mari kita renungkan bersama bagaimana cara bijak mengelola keuangan agar
kebahagiaan Lebaran tidak hanya dirasakan sesaat, tetapi juga berlanjut dalam
kesejahteraan di hari-hari mendatang.
Dalam
konteks manajemen keuangan, Al-Qur’an telah memberikan contoh yang sangat
berharga melalui kisah Nabi Yusuf. Dalam Surah Yusuf, ayat 47-49, Allah
berfirman:
قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَاَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمْ
فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْۢبُلِه اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ. ثُمَّ
يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَّأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ
اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تُحْصِنُوْنَ. ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَامٌ
فِيْهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيْهِ يَعْصِرُوْنَ
“(Yusuf)
berkata, ‘Bercocok tanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut! Kemudian apa yang
kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit (paceklik)
yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit
dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, ketika
manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka bisa memeras
(anggur).’”
Kisah ini
memberikan gambaran yang jelas bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang
diturunkan sebagai pedoman untuk manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk
ekonomi. Dalam ayat tersebut, Nabi Yusuf menunjukkan kepada kita pentingnya
perencanaan dan pengelolaan sumber daya dengan bijak. Ia mengajarkan kita untuk
menyimpan hasil panen di masa subur untuk menghadapi masa-masa sulit yang akan
datang. Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana kita seharusnya
mengelola keuangan kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Ayyuhal
hadhirun, rahimaniyallahu wa iyyakum
Syekh
Asy-Sya’rawi dalam kitabnya al-Khathir atau at-Tafsirusy Sya’rawi, juz 11,
halaman 6977, menegaskan bahwa :
وَالحِفْظُ فِي السَّنَابِلِ يُعلِّمُنَا قَدْرَ القُرْآنِ،
وَقُدْرَةَ مَنْ أَنْزَلَ القُرْآنَ سُبْحَانَهُ، وَمَا آتَاهُ اللهُ جَلَّ
عَلَاهُ لِيُوْسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ عِلْمٍ فِي كُلِّ نَوَاحِي
الحَيَاةِ، مِن اقْتِصَادٍ وَمُقَوِّمَاتِ التَّخْزِيْنِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ
عَطَاءَاتِ اللهِ
“Perintah
Nabi Yusuf untuk menyimpan hasil panen gandum menjelaskan keunggulan Al-Qur’an,
kekuasaan Allah yang menurunkan Al-Qur’an, dan apa yang Allah berikan kepada
nabi Yusuf berupa pengetahuan seluruh aspek kehidupan manusia bidang ekonomi,
pengelolaan penyimpanan makanan, dan lain sebagainya dari anugerah Allah.”
Kisah Nabi
Yusuf juga mengajarkan kita untuk memperhitungkan kebutuhan hidup jangka pendek
dan jangka panjang. Banyak di antara kita yang terjebak dalam gaya hidup yang
tidak seimbang, di mana kita lebih mementingkan kepuasan sesaat daripada
memikirkan masa depan. Gengsi dalam gaya hidup sering kali membuat kita rela
mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak penting, sehingga mengabaikan
kebutuhan yang lebih mendasar.
Ma’asyirol
muslimin, rahimaniyallahu wa iyyakum
Seringkali,
kita melihat bahwa pendapatan yang meningkat tidak disertai dengan peningkatan
kualitas hidup jangka panjang. Hal ini terjadi karena kita hanya memikirkan
kualitas hidup jangka pendek. Oleh karena itu, mengelola stabilitas finansial
dengan cara menabung adalah langkah yang sangat penting. Menabung bukan hanya
sekadar menyimpan uang, tetapi juga merupakan bentuk persiapan untuk menghadapi
berbagai kemungkinan yang tidak terduga di masa depan.
Hal ini
senada dengan perintah Nabi yang terekam dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Al-Bukhari dalam kitab Shahihul Bukhari, juz 4, halaman 7:
أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ
“Simpanlah
sebahagian daripada hartamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh
lebih baik bagimu.”
Perintah ini
disampaikan Nabi kepada sahabat ‘Abdullah bin Ka’b yang berniat untuk
menyedekahkan seluruh hartanya dalam rangka bertaubat kepada Allah. Nabi
mencegahnya dan menekankan pentingnya menabung untuk masa depan.
Ikhwati
fiddin, rahimaniyallahu wa iyyakum
Perintah
menabung juga bertujuan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang tidak
diharapkan. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dan
sering kali kita membutuhkan alokasi dana yang rutin dikeluarkan untuk
menghadapi situasi darurat. Oleh karena itu, mengelola keuangan dengan cermat
pasca-Lebaran kali ini sangat penting untuk menjaga stabilitas kondisi ekonomi
kita. Kita harus memastikan bahwa pengeluaran kita tidak melebihi pendapatan,
dan kita memiliki cadangan untuk kebutuhan mendesak yang mungkin muncul. Dengan
cara ini, kita dapat menghindari stres finansial yang sering kali mengganggu
ketenangan hidup kita.
Jangan
sampai kita terjebak dalam kebiasaan gaya hidup yang berlebihan, terutama saat
Lebaran. Banyak di antara kita yang terpengaruh oleh keinginan untuk
"flexing", yaitu memamerkan pencapaian, kekayaan, atau gaya hidup
mewah demi mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain. Hal ini tidak
hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat menimbulkan tekanan sosial yang
tidak perlu. Mari kita ingat bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada
seberapa banyak yang kita miliki, tetapi pada seberapa bijak kita mengelola apa
yang kita miliki.
Ma’asyirol
muslimin, rahimaniyallahu wa iyyakum
Semoga Allah
selalu memberikan kekuatan dan petunjuk kepada kita agar dapat mengelola
keuangan dengan bijak dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia. Dengan
pengelolaan yang baik, kita tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup kita,
tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah kita sebagai bekal di akhirat. Mari
kita renungkan dan terapkan ajaran-ajaran yang telah Allah berikan kepada kita
melalui Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Semoga kita semua dapat menjadi hamba yang
pandai dalam mengelola rezeki yang Allah titipkan kepada kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ
مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ.
قَالَ اللهُ تَعاَلَى :
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي
فَلِسْطِيْن خَاصَّةً فِي غَزَّةَ وَ فِي سَائِرِ العَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ
اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
No comments