Read More

Kemerdekaan Sejati: Bebas dari Perbudakan Dunia



Download Artikel Kultum 


 

ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْـحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِ، وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ ٱللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ ٱلْخَاطِئَةَ ٱلْمُقَصِّرَةَ بِتَقْوَى ٱللَّهِ، فَهِيَ وَصِيَّةُ ٱللَّهِ لِلْأَوَّلِينَ وَٱلْآخِرِينَ، قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَىٰ:

﴿وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَإِيَّاكُمۡ أَنِ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ﴾

"Sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu: Bertakwalah kepada Allah."

(QS. An-Nisā’: 131)

 

Kemerdekaan Fisik dan Kemerdekaan Ruhani

 

Jama‘ah yang dimuliakan Allah,

Alhamdulillāh, 80 tahun sudah bangsa ini merdeka. Tapi pertanyaannya: apakah kita benar-benar telah merdeka? Karena kemerdekaan sejati bukan hanya tentang lepas dari penjajahan asing, tapi juga lepas dari perbudakan modern yang membelenggu hati dan pikiran.

 

Berapa banyak manusia yang secara lahiriah bebas, namun batinnya diperbudak oleh:

1.     Harta dan dunia,

2.     Jabatan dan ambisi,

3.     Syahwat dan hawa nafsu,

Bahkan ideologi-ideologi asing yang merusak nilai iman dan budaya.

 

Padahal Allah menciptakan kita bukan untuk menjadi budak dunia, melainkan untuk menjadi hamba-Nya yang merdeka, yang tunduk hanya kepada syariat dan ridha-Nya.

 

Tauhid: Pondasi Kemerdekaan Sejati

Kemerdekaan dalam Islam bukan semata-mata kemerdekaan fisik, tapi kemerdekaan tauhid. Yaitu ketika seorang hamba tidak tunduk kecuali kepada Allah , tidak takut kecuali kepada-Nya, tidak berharap kecuali kepada-Nya.

 

الْعُبُودِيَّةُ لِلَّهِ هِيَ حَقِيقَةُ الْحُرِّيَّةِ، فَمَنْ لَمْ يَتَعَبَّدْ لَهُ، كَانَ عَابِدًا لِغَيْرِهِ

“Menghambakan diri kepada Allah adalah hakikat kemerdekaan; barang siapa yang tidak menyembah-Nya, maka dia menjadi hamba kepada selain-Nya.”

(AlMajmū‘ alFatāwā, Juz 8:306)

 

Ini menjadi pengingat bahwa menyembah Allah semata bukan sekadar pelajaran tauhid, tetapi juga jalan membebaskan diri dari aturan dunia yang mencengkeram hati.”

 

Inilah yang ditegaskan oleh Nabi Musa ‘alayhis-salām ketika menyampaikan dakwah kepada Fir‘aun:

﴿فَأَرۡسِلۡ مَعِيَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ۝١٧ قَدۡ جِئۡتُكُم بِبَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ﴾

"Maka lepaskanlah Bani Israil bersamaku. Sungguh aku telah datang kepada kalian dengan bukti dari Tuhan kalian."

(QS. Al-A‘rāf: 105–106)

 

Itulah bentuk pembebasan spiritual, bukan hanya jasmani. Inilah yang juga dilakukan oleh Rasulullah : membebaskan umat dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan kepada Sang Khalik.

 

 

Tugas Kita Hari Ini

 

Wahai kaum Muslimin,

Setelah 79 tahun merdeka, jangan sampai kita kembali menjadi budak dalam bentuk lain:

 

·       Budak harta yang menumpuk tapi tak memberi berkah.

·       Budak jabatan yang membuat kita lupa daratan.

·       Budak syahwat yang merusak iman dan keluarga.

·       Budak ideologi Barat yang merongrong akidah dan budaya Islam.

 

Maka tugas kita sebagai umat Islam hari ini adalah:

 

1.     Menjaga kemerdekaan dengan takwa.

Sebab hanya dengan takwa, Allah akan jaga negeri ini dari krisis moral dan kehancuran sosial.

 

2.     Menjaga syariat Islam.

Jangan sampai hukum-hukum Allah diganti oleh hawa nafsu manusia.

 

3.     Menegakkan keadilan.

Karena keadilan adalah ruh dari kemerdekaan.

 

4.     Membina umat menuju kemerdekaan hakiki, di dunia dan akhirat.

 

Sebagaimana firman Allah :

 

﴿فَلَا تُطِعِ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٝ وَدُّواْ لَوۡ تُدۡهِنُ فَيُدۡهِنُونَ﴾

"Janganlah engkau mengikuti orang-orang yang mendustakan (agama), mereka ingin agar engkau bersikap lunak, maka mereka pun akan bersikap lunak."

(QS. Al-Qalam: 8–9)

 

Penutup: Kemerdekaan Dunia dan Akhirat

 

Kaum Muslimin,

Kemerdekaan bukan tujuan akhir, melainkan jalan menuju ketaatan. Kita tidak ingin hanya merdeka di dunia, lalu terbelenggu di akhirat. Maka marilah kita jadikan nikmat kemerdekaan ini sebagai wasilah untuk lebih dekat kepada Allah, lebih taat kepada syariat, dan lebih peduli pada nasib umat.

 

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ بَلَدًا آمِنًا، رَغَدًا، سَخَاءً، مَرْحُومًا، وَاحْفَظْهُ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَشْكُرُونَ نِعْمَةَ الْحُرِّيَّةِ بِالطَّاعَةِ، وَيُقَدِّسُونَهَا بِخِدْمَةِ الدِّينِ.

 

Amin Yā Rabbal-‘Ālamīn.

No comments