Read More

Tanah Air adalah Tempat Kita Mengabdi



Download Artikel


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الإِيْمَانِ وَالإِسْلاَمِ، وَبَارَكَ لَنَا بِأَرْضٍ نَعِيْشُ فِيْهَا بِأَمَانٍ وَسَلاَمٍ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ أَوَّلًا بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَإِيَّاكُمْ وَمُخَالَفَةَ أَمْرِهِ فَقَدْ خَابَ الْعَاصُوْنَ.

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Tanah air adalah nikmat Allah yang agung. Di sinilah kita berpijak, bernaung, mencari rezeki, membesarkan keluarga, dan menegakkan ibadah. Tanpa tanah air yang aman, manusia tidak memiliki ruang hidup yang stabil, dan ibadah pun sulit dijalankan.

Lihatlah saudara-saudara kita di negeri-negeri yang dilanda perang—shalat berjamaah harus sembunyi-sembunyi, mengaji dihantui rasa takut, dan bekerja terhalang oleh kehancuran negeri. Maka, menjaga tanah air adalah bagian dari menjaga nikmat Allah.

Rasulullah memberi teladan mencintai tanah kelahiran. Ketika beliau harus meninggalkan Makkah, beliau bersabda:

وَاللّٰهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللّٰهِ، وَأَحَبُّ أَرْضِ اللّٰهِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ


"Demi Allah, engkau (wahai Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah dan bumi yang paling aku cintai. Kalau bukan karena aku diusir darimu, aku tidak akan keluar."
(HR. al-Tirmiżī, no. 3925)

Ketika tiba di Madinah, beliau berdoa:

اَللّٰهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ


"Ya Allah, tanamkanlah kecintaan kami kepada Madinah sebagaimana kecintaan kami kepada Makkah, atau bahkan lebih dari itu."
(Muttafaqun ‘alaih: HR. al-Bukhārī, no. 1889; Muslim, no. 1376)

Ini adalah bukti bahwa mencintai dan mendoakan kebaikan negeri adalah sunnah Nabi .

Ma’āsyiral muslimīn,
Cinta tanah air bukan sekadar ucapan, tapi pembuktian. Imam al-Māwardī رحمه الله berkata:

إِنَّ حِفْظَ الدِّينِ وَالدَّوْلَةِ مِنْ أَعْظَمِ مَقَاصِدِ الإِمَامَةِ، فَإِنَّ الدِّينَ أَسَاسٌ، وَالدَّوْلَةَ حَارِسٌ، وَمَا لَا أَسَاسَ لَهُ فَمُهَدَّمٌ، وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَمُضَيَّعٌ


"Menjaga agama dan negara adalah tujuan terbesar kepemimpinan. Agama adalah pondasi, dan negara adalah penjaga. Sesuatu yang tidak memiliki pondasi akan runtuh, dan yang tidak memiliki penjaga akan sia-sia."
(al-Aḥkām al-Sulṭāniyyah, hlm. 15)

Syaikh ‘Abdullāh bin Bayyah حفظه الله juga menegaskan:

حِفْظُ الْأَوْطَانِ مِنْ أَعْظَمِ الْمَقَاصِدِ، فَإِنَّهُ بِهِ تُصَانُ النُّفُوسُ وَالأَمْوَالُ وَالأَعْرَاضُ وَالأَدْيَانُ


"Menjaga tanah air adalah salah satu tujuan terbesar syariat, karena dengannya nyawa, harta, kehormatan, dan agama dapat terpelihara."

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Mari kita wariskan nilai ini pada generasi berikutnya: membekali mereka dengan iman, akhlak, ilmu, keterampilan, dan semangat membangun bangsa. Tanah air bukan sekadar tempat tinggal, tapi amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah .


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هٰذَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، سَخَاءً رَخَاءً، وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ وَنِسَاءَهُمْ، وَارْزُقْنَا وَذُرِّيَّاتِنَا حُبَّ الدِّيْنِ وَحُبَّ الْوَطَنِ وَالْغَيْرَةَ عَلَيْهِ.
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلٰى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

No comments