Menjaga Keistiqomahan: Memaksimalkan Ibadah di Penghujung Ramadhan
Oleh : Azzam Elmahdy
(Staf Pengajar dan Pengurus Ponpes
Darusy Syahadah)
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا
الدِّيْنَ وَتَمَّمَ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مَوْسِمًا
لِلْخَيْرَاتِ وَأَيَّامَهُ مِضْمَارًا لِلصَّالِحَاتِ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى
حَمْدًا كَثِيرًا وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا جَمِيلًا.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَاتَّقُوْهُ حَقَّ تُقَاتِهِ،
وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالعَلَانِيَةِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ
اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ.
بَعْدَ أَنْ أَعُوْذَ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا
وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Ma'asyirol
muslimin rahimaniyallahu wa iyyakum
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Sang Pencipta yang
telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Di hari
yang penuh berkah ini, marilah kita bersama-sama mengingat betapa besar kasih
sayang-Nya yang senantiasa menyertai langkah kita. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat,
tabi’in, dan seluruh generasi penerus yang setia mengikuti jejak beliau hingga
hari ini.
Jama’ah yang
dirahmati Allah, dalam kesempatan yang berharga ini, izinkan saya mengingatkan
diri saya sendiri dan kita semua untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada
Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Mari kita berkomitmen untuk menjalani
hidup ini dengan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya, dan semoga kita semua
diakhiri dengan husnul khatimah, meninggalkan dunia ini dalam keadaan sebagai
seorang Muslim. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah
dan keputusan yang kita ambil. Aamiin.
Hadirin
tamu undangan Allah yang senantiasa mengharapkan ridha-Nya
Kita telah
memasuki penghujung bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di
saat-saat seperti ini, kita sering kali melihat fenomena yang cukup
mengkhawatirkan. Banyak di antara kita yang mulai sibuk mempersiapkan lebaran,
berbelanja kebutuhan, dan mengabaikan ibadah yang seharusnya kita maksimalkan.
Shalat berjama’ah di masjid mulai berkurang, shaf-shaf yang biasanya penuh kini
mulai terlihat sepi. Sebagian dari kita lebih memilih untuk menghabiskan waktu
di mall atau pasar, seolah-olah Ramadhan akan segera berlalu tanpa meninggalkan
jejak yang berarti dalam hati kita.
Memang tidak
ada yang salah dalam mempersiapkan kebutuhan untuk menyambut hari raya. Namun,
yang menjadi masalah adalah ketika kesibukan tersebut mengesampingkan esensi
dan tujuan utama Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang seharusnya kita gunakan
untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah, dan merenungkan diri.
Jika kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi hingga melupakan ibadah, maka
kita telah kehilangan kesempatan berharga yang diberikan oleh Allah.
Jama'ah
jum'at tamu undangan Allah yang berbahagia
Sudah
menjadi fitrah di kalangan kita bahwa ketaatan kepada Allah sering kali tidak
konsisten. Banyak di antara kita yang semangat di awal Ramadhan, namun mulai
loyo di penghujung bulan. Inilah tantangan yang harus kita hadapi.
Keistiqomahan dalam beribadah adalah hal yang sangat penting, dan hanya akan
dicapai oleh mereka yang melaziminya dengan tulus.
Syeikh Abdul
Aziz bin Marzuq Ath-Tharifi menjelaskan bahwa Allah menjadikan akhir bulan Ramadhan
lebih utama daripada awalnya. Ini karena jiwa kita cenderung semangat di awal,
tetapi mulai merasa lemah di akhir. Pada saat inilah, orang yang tulus dalam
beribadah akan menunjukkan keteguhan pendiriannya, sementara orang yang munafik
akan patah semangat. Kekuatan iman kita akan terlihat dari bagaimana kita
menjaga ibadah di penghujung bulan ini.
Sebagai
contoh, mari kita lihat keteladanan para salafush shalih. Mereka merasakan
kesedihan yang mendalam ketika bulan Ramadhan akan berakhir. Imam Ibnu Rajab
Al-Hambali menggambarkan perasaan ini dengan indah, “Bagaimana bisa seorang
mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia
tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi. Hati orang-orang
yang bertakwa mencintai bulan ini dan bersedih karena pedihnya berpisah
dengannya. ” [Lathaif Al-Ma’arif hal. 216-217]
Ma’asyirol
muslimin jama'ah jum'at yang dirahmati Allah
Ibnul Qayyim
rahimahullah juga menegaskan bahwa orang-orang yang istiqamah lebih
bersemangat pada masa-masa akhir mereka dibandingkan dengan masa-masa awal. (Madarijus
Salikin, 3/118)
Ini
menunjukkan bahwa keistiqomahan dalam beribadah tidak hanya dituntut di awal
Ramadhan, tetapi juga harus dipertahankan hingga akhir. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالخَوَاتِمِ
“Sesungguhnya
setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607).
Ini
mengingatkan kita bahwa hasil akhir dari amalan kita adalah yang paling
penting. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menjaga
keistiqomahan hingga akhir Ramadhan. Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah
berkata,
العَمَلُ بِالخِتَامِ، فَاستَغنَمُوا مِنهُ مَا بَقَي
مِنَ اللَّيَالِي اليَسِيرَةِ وَالأَيَّامِ، وَاستَودَعُوهُ عَمَلًا صَالِحًا
يَشهَدُ لَكُم بِهِ عِندِ الـمَلِكِ العَلَّامِ
“Amalan
itu tergantung akhirnya. Maka perbanyaklah (ibadah) pada malam dan siang yang
masih tersisa. Sampaikanlah ucapan perpisahan kalian kepada Ramadhan dengan
amalan kebaikan yang akan bersaksi di sisi Dzat Yang Maha Raja dan Maha
Mengetahui.” [Lathaif al-Ma'arif: 2/207]
Ma’asyirol
muslimin jama'ah jum'at yang dirahmati Allah
Mari kita
ambil pelajaran dari perkataan Imam Ibnu Jauzi rahimahulllah :
إِنَّ الْخَيْلَ إِذَا شَارَفَتْ نِهَايَةَ
الْمِضْمَارِ بَذَلَتْ قُصَارَى جُهْدِهَا لِتَفُوْزَ بِالسِبَاقِ .فَلَا تَكُنِ الْخَيْلُ أَفْطَن
مِنْكَ ! فَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِيْم .فَإِنَّكَ إِذَا
لَمْ تُحْسِنِ الْاِسْتِقْبَالَ لَعَلَّكَ تُحْسِن الْوِدَاعَ !!
“Seekor kuda
pacu jika sudah mendekati garis finish, ia akan mengerahkan seluruh tenaganya
untuk memenangkan perlombaan. Maka jangan sampai kuda pacu menjadi lebih cerdas darimu.
Sesungguhnya amalan tergantung kepada penutupnya. Jika anda tidak bisa
menyambut kedatangan (Ramadhan) dengan baik, maka mudah-mudahan anda bisa
melepasnya dengan baik.”
Amalan kita
akan dinilai dari akhir, bukan dari awal. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
menegaskan,
اَلْعِبْرَةُ بِكَمَالِ النِّهَايَاتِ لَا بِنَقْصِ الْبِدَيَاتِ
“Yang
terpenting adalah kesempurnaan akhir, bukan ketidaksempurnaan awal.”
Ini adalah
pengingat bagi kita untuk tidak lengah dan tetap berusaha maksimal di
penghujung bulan Ramadhan.
Ma'asyirol
muslimin rahimaniyallahu wa iyyakum
Di penghujung
Ramadhan, kita juga dihadapkan pada berbagai godaan dan tantangan. Banyak dari
kita yang mungkin merasa lelah setelah sebulan berpuasa, dan godaan untuk
kembali ke kebiasaan lama semakin kuat. Namun, inilah saatnya kita menunjukkan
keteguhan hati dan komitmen kita untuk tetap beribadah. Ingatlah bahwa setiap
detik yang kita habiskan untuk beribadah di bulan yang penuh berkah ini adalah
investasi untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat.
Kita harus
menyadari bahwa Ramadhan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan
kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman kita. Setiap
ibadah yang kita lakukan, baik itu shalat, membaca Al-Qur’an, atau berdoa,
adalah bentuk pengabdian kita kepada Allah. Oleh karena itu, jangan biarkan
kesibukan duniawi mengalihkan perhatian kita dari ibadah yang seharusnya kita
maksimalkan.
Hadirin
kekasih Allah yang berbahagia
Mari kita
jaga keistiqomahan kita dalam beribadah di penghujung bulan Ramadhan ini.
Jangan biarkan kesibukan duniawi mengalihkan perhatian kita dari ibadah yang
seharusnya kita maksimalkan. Manfaatkan waktu yang tersisa untuk memperbanyak
shalat, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan beramal shalih. Semoga kita dapat
menutup bulan Ramadhan ini dengan baik dan mendapatkan ridha Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ
الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا
اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ
Sebagai
penutup, mari kita renungkan sejenak tentang apa yang telah kita capai selama
bulan Ramadhan ini. Apakah kita telah memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada Allah? Apakah kita telah berusaha semaksimal mungkin
untuk meningkatkan kualitas ibadah kita? Pertanyaan-pertanyaan ini penting
untuk kita jawab, agar kita dapat mengevaluasi diri dan berkomitmen untuk
menjadi lebih baik di masa depan.
Ramadhan
adalah bulan yang penuh dengan pelajaran berharga. Setiap detik yang kita
habiskan dalam ibadah adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan
diri kepada Allah. Mari kita bawa semangat Ramadhan ini ke dalam kehidupan
sehari-hari kita setelah bulan suci ini berakhir. Semoga kita dapat terus
beribadah dengan penuh keikhlasan dan konsistensi, serta menjadi pribadi yang
lebih baik, lebih taat, dan lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Dengan
harapan ini, mari kita tutup khutbah kita dengan doa, semoga Allah senantiasa
membimbing kita dalam setiap langkah kita, dan semoga kita semua dapat meraih
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.
فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ
وَالْاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ
الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
No comments