Kultum Ramadhan : Menjaga Etika Makan di Bulan Ramadhan; Lebih dari Sekadar Berbuka
Pendahuluan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat
Islam menjalankan ibadah puasa dengan tujuan untuk meningkatkan ketakwaan,
kesabaran, dan kedekatan kepada Allah SWT. Namun, sering kali kita melihat
fenomena yang kurang baik setelah seharian berpuasa: ajang pembalasan makan.
Banyak orang yang beranggapan bahwa setelah menahan lapar dan haus seharian,
mereka berhak untuk makan sebanyak-banyaknya, bahkan terkadang dengan cara yang
berlebihan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya menjaga sikap dan
perilaku kita saat berbuka puasa, disertai dengan ayat Al-Qur'an, hadits, dan
perkataan ulama.
Makna Puasa yang Sebenarnya
Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi
juga merupakan latihan spiritual untuk mengendalikan hawa nafsu dan
meningkatkan kesadaran akan nikmat yang diberikan Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah
SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُوْنَۙ
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama puasa adalah untuk
mencapai ketakwaan. Jika setelah berpuasa kita justru menjadikan waktu berbuka
sebagai ajang pembalasan makan, maka kita telah menyimpang dari tujuan puasa
itu sendiri.
Hadits tentang Berbuka Puasa
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berbuka puasa dengan
cara yang baik dan sederhana. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
إِذَا أفْطَرَ أحَدُكُمْ، فَلْيُفْطرْ عَلَى تَمْرٍ
فَإنَّهُ بَرَكةٌ، فَإنْ لَمْ يَجِدْ تَمْراً، فالمَاءُ فَإنَّهُ طَهُورٌ
“Jika salah seorang dari kaliah hendak berbuka, maka berbukalah
dengan kurma sebab kurma itu berkah. Jika tidak ada, maka dengan air karena
aitu itu bersih.” (HR At-Tirmidzi, no. 695).
Hadits ini mengajarkan kita untuk berbuka dengan cara yang
sederhana dan tidak berlebihan. Makan yang manis, seperti kurma, adalah sunnah
yang dianjurkan. Namun, jika kita menjadikan berbuka puasa sebagai ajang untuk
makan berlebihan, kita justru mengabaikan ajaran Rasulullah.
Pentingnya Menjaga Etika Makan
Setelah seharian berpuasa, tubuh kita memang membutuhkan
asupan makanan untuk mengembalikan energi. Namun, penting untuk diingat bahwa
cara kita makan juga mencerminkan akhlak dan etika kita sebagai seorang Muslim.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهُ
لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS.
Al-A'raf: 31)
Ayat ini menegaskan bahwa kita harus menjaga pola makan yang
sehat dan tidak berlebihan. Makan dengan cara yang berlebihan setelah seharian
berpuasa tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga menunjukkan kurangnya
rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah.
Perkataan Ulama Tentang Berbuka Puasa
Ulama besar, Al-Ghazali, dalam kitabnya "Ihya Ulumiddin"
menyatakan bahwa puasa adalah waktu untuk merenung dan memperbaiki diri. Ia
menekankan bahwa berbuka puasa seharusnya menjadi momen untuk bersyukur dan
tidak menjadikannya sebagai ajang untuk membalas dendam terhadap rasa lapar.
Beliau menambahkan bahwa, “Hendaknya tidak banyak makan
ketika berbuka meskipun makanan tersebut halal, yakni sampai lambungnya penuh.
Karena tidak ada wadah yang lebih Allah murkai daripada perut yang penuh dengan
makanan yang halal sekalipun. Bagaimana bisa orang yang puasa mengambil faedah
dari berpuasa untuk mengalahkan musuh Allah dan meredam syahwat sementara dia
selalu menuruti apa saja yang terlewatkan di waktu dhuha menjelang siangnya
terlebih bila dihadapkan dengan berbagai macam makanan, hingga kebiasaan
tersebut berkelanjutan dengan menimbun berbagai macam makanan untuk persediaan
bulan ramadhan yang dimakan di bulan tersebut dimana tidak pernah dia makan
sekian bulan lamanya.”
Sudah jadi hal yang maklum bahwa tujuan puasa adalah
mengkosongkan perut dan meredam nafsu demi ketakwaan jiwa pada jalannya. Beliau juga menjelaskan bahwa ruh dan rahasia
di balik puasa adalah melemahkan kekuatan yang merupakan wasilah setan untuk
mengajak kembali kepada kejelekan.”
Lebih lanjut, semua itu tidak akan bisa tercapai kecuali dengan
meminimalisirnya dengan cara dia hanya makan seperti halnya dia makan setiap
malamnya ketika dia tidak berpuasa. Namun bila dia menggabungkan apa yang dia
makan di waktu dhuha sampai apa saja yang dia makan di malam harinya, maka
puasanya sama sekali tidak memberikan manfaat baginya.
Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
Makan berlebihan setelah seharian berpuasa dapat menyebabkan
masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan dan obesitas. Oleh karena itu,
penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Mulailah dengan
berbuka puasa secara perlahan, mengonsumsi air putih, dan makanan yang bergizi.
Kesimpulan
Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan
ketakwaan dan memperbaiki diri. Jangan jadikan waktu berbuka puasa sebagai
ajang pembalasan makan setelah seharian berpuasa. Mari kita jaga sikap dan
perilaku kita saat berbuka, dengan mengikuti ajaran Al-Qur'an dan sunnah
Rasulullah SAW. Dengan cara ini, kita tidak hanya akan mendapatkan keberkahan
dari puasa, tetapi juga menjaga kesehatan dan akhlak kita sebagai umat Islam.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan
baik dan benar. Aamiin.
No comments